Di
sekolah aku tak bisa konsentrasi menyimak pelajaran, padahal ujian akhir sekolah
tinggal 1 bulan lagi. Aku yang biasanya ceria sekarang menjadi anak yang suka
ngelamun dan pendiam, ga tau harus gimana? Sahabatku bertanya-tanya kenapa? Ada
apa denganku? Tapi aku tak bisa cerita… hanya kata “ ga ada apa-apa” yang bisa
aku jawab. Belum lagi aku masih bingung untuk memilih SMA. Kulihat sahabatku Lisa akan melanjutkan ke SMAN 7. Apa aku samakan saja dengan dya ya?! Aku
masih bingung…
Lalu,
3 minggu menjelang ujian mama bercerita kepadaku klo papa di kantor di turunin
pangkatnya… Pantas aku melihat papa sedih dan selalu diam di meja kerjanya
dirumah, apalagi papa tau klo mama selingkuh dibelakangnya… aku ga kuat
ngadepin semua ini, aku harus gimana? Pelarianku dari masalah-masalah ini
adalah hobyku yang suka baca komik.
Komik bikin aku bisa lupa sama
masalah-masalahku dirumah… Daripada melihat dan mendengar papa dan mama
bertengkar, lebih
baik setelah pulang
sekolah kuhabiskan waktuku di toko buku… Di sana aku bisa sambil belajar untuk
ujian juga.
Saat
di toko buku,
tiba-tiba ada yang menyapaku,
cowok tinggi n cute yang wajahnya tak asing di ingatanku. “ Hai Aini, apa
kabar? Lama nih ga ketemu.
mentang-mentang bentar lagi ujian jadi jarang main kerumah.” Kata cowok itu. “
Eh, kak Riki bisa aja. Kabar ai baik
kak, kakak sendiri gimana? Udah dapat kerja belum nih?”. “ Kabar aku baik n Alhamdulillah kakak
dah dapat kerja, sekarang kakak kerja di jasa marga dan hari ini lagi libur jadi kakak ke toko
buku aja, mau beli komik Detective Conan.” “Wah, Selamat ya dah kerja!” kataku
turut senang. Dya ini kakaknya sahabatku LISA, usianya 6 tahun lebih tua dariku… Dulu aku sering main kerumah Lisa
dan sering ngobrol banyak sama Kak Riki. Habis
kan aku anak pertama, jadi ga punya kakak. Aku ingin sekali punya kakak laki-laki,
sepertinya asyik bisa di manja sama kakak laki-laki ,hehehe… Setelah
ngobrol dan
memilih komik yang mau dibeli, aku dan kak
riki berjalan menuju kasir. Dari kejauhan aku seperti melihat mama tapi aku ga
kenal laki-laki disampingnya yang menggandeng tangan mama. Lalu “ Aini, itu
mama kamu kan?” kata kak riki bertanya kepadaku. “ Ssstt!! Sini kak ikut aku.”
Kataku menarik
tangan kak riki kearah rak buku disamping kami agar mama ga ngeliat aku, dan
sepertinya mama ga ngeliat aku soalnya mama berjalan keluar toko buku.
“
Ada apa sih Aini?” Tanya kak riki. Aku bingung mau jawab apa? Apa sebaiknya aku
cerita aja ya sama
kak riki tentang masalah
keluargaku ini? Mungkin saja
setelah aku
cerita ke kak riki, dia punya solusi buat aku. “ Sebenernya, aku lagi punya masalah kak… aku ga tau harus cerita mulai darimana?
Seperti yang kakak liat tadi mama aku selingkuh dan hubungan mama n papa aku
lagi ga harmonis, mereka kerjanya bertengkar aja tiap hari dan karier papa
dikantor juga lagi menurun.
Aku
sedih ga tau harus gimana?! Ga tau harus cerita ke siapa?” kataku sambil
menahan air mata. “ Oh, jadi km
tuh lagi broken home… Kakak juga pernah ngalamin, kamu tau sendiri kan sekarang
kakak tinggal sama ayah n ibu tiri. Dulu
juga kakak bingung harus gimana? Sampai kakak dinasehatin sama kakek kakak. “lebih baik kamu shalat dan berdoa yang
terbaik buat kedua orangtua kamu, gimana pun akhirnya itu yang sudah Allah
tentukan.” Kata-kata Kak Riki ada benernya juga. hidup ini sudah ditentukan dan aku
harus berdoa semoga akhirnya baik. “ makasi ya kak nasehatnya, pulang yuk kak.”
“ Eh, tapi sebelum pulang kita bayar dulu ini!” kata kak riki sambil menunjuk
komik yang aku dan kak riki pegang. “Tetep jadi aini yang ceria dan penuh semangat ya? N
jangan sampai melakukan hal-hal negative untuk pelarian dari masalah-masalah
kamu ya? Kamu bisa cerita n sharing ke kakak kapan aja, kakak udah anggap ai
adik kakak sendiri.” Kata kak Riki. “
ya,makasi banyak kak!” jawabku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar