Kamis, 07 November 2013

Cinta Itu Rumit, Gak Bisa Ditebak "Misteri Cinta"

Cinta Itu Rumit, Gak Bisa Ditebak
"Misteri Cinta" by Deva Ardiansyah
Cerita Sebelumnya Click Here!
Kudapati tubuhku yang masih lemas sudah harus bergerak. Pukul 5 pagi aku dibangunkan oleh kakak untuk sholat subuh. Abis itu aku membereskan kamar dan mencuci bajuku sendiri. Setelah selesai mencuci dan menjemurnya. Aku ingin lari pagi dulu sejenak. Kebetulan hari ini adalah hari minggu, aku memutuskan untuk lari pagi agak jauh dari rumah. Pergi lah aku ke suatu tempat yang biasa digunakan untuk olahraga pagi oleh masyarakat Bogor dan sekitarnya. Sudah lama juga sih aku tidak ketempat ini untuk lari pagi. Terakhir kali aku kesini sekitar 2 tahun yang lalu. Biasanya sih aku cuma lari pagi disekitar rumah saja kurang lebih 15 menit. Entah kenapa kok hari ini kepingin sekali lari pagi kesana.
Sampai lah aku ditempat yang berjarak sekitar 2 Km. dari rumah. Disana sudah terlihat ramai sekali orang-orang yang sedang berolah raga atau pun sekedar sarapan dan membeli sesuatu yang memang banyak sekali penjual yang berdagang ditempat ini. Pada saat lari tanpa sengaja aku menyenggol seorang wanita. Dan ternyata orang tersebut adalah salah seorang teman Shella dan Siska yang waktu itu aku lihat diRumah Sakit. Dia bersama teman-temannya yang tidak aku kenal wajah-wajahnya.
“Eh maaf gak sengaja.” Kemudian dia menoleh kearahku.Nampaknya dia juga mengenaliku.
“Eh kamu kan orang yang semalem ada dirumah sakit ya? Siapa ya aku lupa namanya..”. Tanya cewek itu.
“Namaku Rino”.
“Oh iya Rino, Rino Shaleh kan?”
“Iya benar sekali”.
“lagi ngapain kamu disini?”
“Ya lari pagi lah..”
“Emang kamu sering lari pagi kesini Rino?.”
“nggak juga sih..ini baru kesini lagi. Mumpung dirumah gak ada kerjaan jadi deh larinya kesini.”.”Ngomong-ngomong boleh aku tahu siapa namamu?”.
“Eh iya kamu belum tau namaku ya?”. “Nama ku Riska”. “Oh iya ini kenalin teman-temanku.”
Kata dia sambil mempersilahkan teman-temannya berkenalan.
Salah seorang teman Riska mengajakku berkeliling lapangan dan aku pun ikut bersama mereka. Setelah itu, aku dan Riska terpisah dari teman-temannya karena mereka ingin senam Aerobik dulu. Kita berdua melanjutkan berjalan kaki mengelilingi tempat olahraga tersebut sambil berbincang-bincang. Dari situ aku merasa nyaman sekali ngobrol sama dia. Dia beda sekali dengan teman-teman group bandnya itu. menurutku dia orang yang paling baik dan ramah diantara temannya. Gaya bicaranya pun sama seperti aku. Gak pake gw,elo, dsb...
“Ris kamu kok beda banget sih sama temen-temen kamu yang lain?”aku mengawali percakapan.
“Beda bagaimana maksudmu?”
“Iya pokoknya tuh beda. Kamu tuh lebih feminim dibanding yang lain yang agak tomboi gitu”.
“Oh gitu...aku juga tidak tahu. Emang dari dulu aku tuh seperti ini”.
Sekitar 2 putaran kami mengelilingi lapangan dan mengobrol. Ketika itu jantungku jadi meresa berdebar-debar. Bahkan aku jadi sering salah tingkah. Baru kali ini aku ketemu cewek yang begitu ramah dan anggun seperti Riska. Aku merasa ada yang aneh dengan perasaanku sendiri. Baru kali ini aku merasakan perasaan seperti ini.
Setelah kami selesai mengobrol, Riska pun pamit untuk kembali ke tempat teman-temannya semula. Tidak lupa aku meminta no HP dia supaya kita masih bisa berkomunikasi.
“Nanti kapan-kapan kita lari kesini lagi yuk?”
“Iya boleh aja sih, tapi gimana kita janjiannya?”
“Tenang aja, kan tadi aku udah minta no HP mu. Biar nanti aku  yang sms kamu dulu.”
“Oh iya ya betul. Ya sudah aku pergi dulu ya keteman-temanku. Sampe ketemu lagi Rino.”
“Iya bye bye.”
 Sepanjang perjalan pulang aku terus kepikiran sama Riska. Aku mencoba untuk menghilangkan bayangan wajahnya, tapi tetap saja aku tidak bisa.. Oh tuhan mungkin aku sedang jatuh cinta pada pandangan yang pertama. Ya Allah..kenapa sih Engkau menciptakan mahluk yang begitu indah seperti Riska? Sampai-sampai aku seakan terhipnotis oleh tatapan matanya yang Indah. Ya Allah tolonglah aku. hilangkanlah dia dari fikiranku.

ku rasa ku tlah jatuh cinta
pada pandangan yang pertama
sulit bagiku untuk bisa
berhenti mengagumi dirinya

oh tuhan tolonglah diriku
tuk membuatnya menjadi milikku
sayangku, kasihku, oh cintaku
she’s all that i need
**Run-Jatuh Cinta

Sesampainya dirumah, aku melihat ibuku sudah bangun. Disamping ibu ada adikku yang sedang menyuapi ibu sarapan pagi. Aku pun menanyakan keadaan ibu pagi ini ke adikku. Syukurlah keadaannya baik-baik saja seperti biasa. Aku masih bingung mengapa ibu belum bisa sembuh juga. Padahal sudah sering dibawa ke Psikolog teman OM ku. Tapi keadaan ibu masih begini-gini saja. Kami sengaja tidak membawa atau menitipkan ibu ke Rumah Sakit Jiwa karena kita tidak ingin ibu jauh dari kita. Jadi biarlah kita yang merawat dan memperhatikan ibu. Mungkin saja dengan hidup diantara orang-orang yang menyayanginya ibu bisa cepat pulih.
Aku pergi kekamar dan segera ku membersihkan badan dan ganti baju. Ketika aku selesai ganti baju tiba-tiba hpku bergetar. Ternyata Shella yang menghubungiku. Dia menanyakan kabarku terlebih dahulu. Setelah itu dia bilang bahwa dia sekarang sudah bisa pulang ke rumah. Dari situ aku cukup senang juga mendengarnya.
“Hallo Rino, lagi ngapain? Gimana kabar lo pagi ini?”. Tanya dia mengawali percakapan.
“Ya Alhamdulillah baik, ini aku baru aja pulang lari pagi”.
“Oh..gw ganggu gak?”.
“Ah nggak kok, aku Cuma lagi istirahat saja. Eh gimana kabarmu sekarang?”
“Ya gw sudah lumayan lebih baik, sekarang pun gw sudah ada dirumah.”
“Oh Syukurlah. Sejak kapan kamu pulang? Terus sama siapa pulangnya?”
“Baru tadi pagi, gw pulang dijemput Bokap gw. Dia pulang dari Singapure tadi pagi langsung ke Rumah Sakit jemput gw.”
“Trus ibumu sudah pulang Shel?”.
“Belum sih, tapi nyokap gw udah dikasih tau kok tentang semua ini.”
“Oh...ya sudah lebih baik kamu lebih banyak istirahat aja biar besok sudah bisa sekolah lagi”.
“Iya makasih ya Rino. Lo baik banget. semoga gw besok udah bisa sekolah lagi. Couse bete Rin dirumah gak ada temen.”
“Oke sama-sama, Met Istirahat Shella..Cepet sembuh ya...”
Besok harinya Shella sudah mulai sekolah lagi. Shella sudah bisa lagi bertemu dengan teman-temannya. Diapun tak lupa untuk menemuiku sebelum jam sekolah dimulai. Dia meminta maaf dan berterima kasih kepadaku sekali lagi. Kemudian kita membuat janji, nanti jam istirahat Shella akan menemuiku dikelas. Perasaanku jadi gak karuan, memikirkan apa saja yang akan ditanyakan Shella kepadaku nanti. Aku jadi tidak bisa konsentrasi saat jam pertama dimulai.
Jam istirahat pun tiba, saat teman-teman kelasku pergi ke kantin untuk jajan, datanglah Shella tepat pada waktunya. Diapun langsung menuju ketempat dudukku. Teman-teman kelasku begitu heran melihat cewek secantik itu datang kepadaku, seakan mereka tidak percaya Vocalis Indies Band yang mereka kenal mengobrol dengan orang yang biasa-biasa saja seperti aku. Setelah duduk disebelahku, Shella pun memulai wawancaranya.
“Sorry ya Rino, gw ganggu waktu istirahat lo.”
“Iya gak apa-apa kok Shel.”
“Wawancara ini jadi syarat terakhir lo sebelum kita nentuin  lo layak apa nggak jadi pemenang.”
 “Oh ya sudah kalau memang itu yang kalian inginkan.”
“Begini Rino, gw Cuma punya 2 pertanyaan inti sih sebenernya.”
“Pertanyaan apa?”
“Lirik lagu yang lo bikin itu asli buatan lo sendiri?, terus lirik lagu itu nyeritain tentang apa?”
“Iya itu memang karyaku sendiri tanpa ada campur tangan orang lain, dan itu menceritakan tentang cinta sejati yang tulus, dan karena cinta itu lah yang membuat orang itu bisa terus bertahan menjalani hidup yang penuh dengan derita ini.”
“wow keren banget tuh? Dapet inspirasi dari siapa Rin?, dalem banget kayaknya”.
“Iya aku dapet inspirasi dari orang yang paling berharga dalam hidupku”.
“Siapa orangnya Rin? Ada disekolah ini ya?, gw boleh tau gak?”.
“Dia gak ada disekolah ini, dan aku tidak bisa memberitahumu siapa orangnya, maaf”.
“Oh yaudah deh kalo gitu gapapa, thanks ya buat waktunya, nanti gw hubungin lo lagi”.
“Oke Shel, sama-sama”.
Sejak kejadian itu, nampaknya Shella jadi tambah penasaran sama Rino. Dan dia juga merasa kagum dengan sosok Rino.
Setelah pulang sekolah, Shella dan Indies bandnya berkumpul distudio band tempat biasa mereka latihan. Sebelum latihan mereka membicarakan mengenai hasil dari wawancara tadi pagi yang dilakukan oleh Shella.
“Gimana Shel, lo dah ketemu n ngobrol kan sama Rino?”. Tanya Siska kepada Shella.
“Ya udah tadi pas istirahat n gw udah ngewawancarain dia”.
“Trus hasilnya gimana Shel?”. Tanya Anggota band yang lain.
“Bagus, hasilnya 100% buatan dia sendiri n dia layak jadi pemenang”. Kata Shella.
Mendengar kata-kata itu, Siska merasa begitu senang. Dan anggota band yang lain pun menyetujui kata-kata Shella tadi. 
“Terus langkah kita selanjutnya bagaimana Shel?”. Tanya Lori
“Iya kita harus segera mengumumkan dan memberikan hadiah yang kita janjikan ke dia”.
“Oke kalo gitu. Kapan kita akan ngumumin pemenangnya?”. Tanya Siska.
“Besok! Kita minta bantuan lagi ke Osis buat ngumuminnya”. Jawab Shella.
Pagi hari dipapan mading sudah ditempel pengumuman mengenai pemenang lomba membuat lirik lagu Indies Band. Orang-orang yang datang langsung tertuju pada papan pengumuman. Seketika itu pula papan mading dipenuhi puluhan orang. Aku pun yang baru saja datang penasaran dengan apa yang ditulis dimading, sampai-sampai banyak sekali orang yang melihatnya. Saat ku akan dekati papan mading tersebut, ada seseorang yang memberiku ucapan selamat. Aku pun merasa heran, kenapa orang tadi memberikan ucapan selamat.
Setelah ku sampai ke papan mading dan berkesempatan melihat pengumuman tersebut, akhirnya aku tahu apa yang tertulis disitu. Aku tidak menyangka secepat ini diumumkan pemenang dari lomba tersebut. Disitu tertera bahwa aku lah yang memenangkan lomba tersebut, dan hadiah akan aku terima besok pada saat jam istirahat di ruang Osis. Alangkah gembiranya hatiku melihat namaku tertera disana. Seakan aku masih tidak mempercayainya.
Hari pun begitu cepat berlalu, jam istirahat pun telah tiba. Aku segera bergegas menuju ruang OSIS setelah bel istirahat berbunyi. Disana ku lihat ada kelima anggota band, dan beberapa anggota OSIS. Saat ku datang mataku langsung tertuju kepada Riska yang begitu aku kagumi.
“Hi A Rino silahkan duduk A”. Jawab Agus si ketua OSIS.
“Makasih gus...Hai semuanya apa kabar?”. Basa-basiku kepada semua yang ada disitu.
“Ya baik”. Jawab semuanya.
“Oke Rino, lo udah tau kan buat apa lo kesini?”. Tanya Shella.
“Iya aku tau, aku disini karena aku yang memenangkan lomba itu”. Jawabku.
“Tepat sekali, nah nanti Shella akan langsung ngasih hadiahnya disaksiin oleh OSIS”. Kata Siska “Terima kasih sebelumnya sudah memilih karya ku jadi yang terbaik.”
“Omong-omong hadiah ini buat apa Rin?”. Tanya Shella.
“Pasti buat traktir cewek lo kan?” Lori mendahului.
“Hus apaan sih lo nyeroscos aja!!” Kata Siska Jengkel dengan kelakuan temannya itu.
“Ah belum tau ini Shel. Mungkin sebagian aku berikan untuk Ibuku yang sedang sakit”.
Jawabku.
“Emang Ibu lo sakit apa Rino?”. Tanya Shella lagi.
“Maaf aku gak bisa kasih tau kamu Shel”. Jawabku.
“Oh ya sudah kalo gitu gw gak akan maksa, ini hadiah yang kita janjikan”. Kata Shella.
”Selamet ya..”. ucap semua orang disana sambil menjabat tanganku.
“Terima kasih banyak”. Jawabku.
Setelah itu hadiah ku terima dengan disaksikan dan didokumentasikan oleh OSIS. Saat menjabat tangan Riska, rasanya aku seperti melayang, tangannya begitu lembut dan wangi.
“Hei jangan lama-lama dong salamannya!” kata Shella sambil menarik tanganku.
Perasaan yang hampir sama dirasakan oleh ku saat bersalaman dengan Siska. Dia menatapku dengan tatapan yang tidak biasanya.
“Ini lagi nih biasa kali liatin Rinonya!” Kata Shella lagi.
“Sirik aja sih lo? Suka-suka gw dong...”Kata Siska gak mau kalah.
Aku dan teman-teman anggota OSIS hanya terdiam melihat pertengkaran mereka. Akupun tidak menghiraukannya karena sudah tahu kebiasaan mereka. Rusuh dimanapun mereka berada.Setelah hadiah ku terima, aku memberikan beberapa komentar atau sambutan. Setelah itu barulah berpamitan dengan semuanya untuk menuju ruang kelasku. Akan tetapi sebelum sampai kekelasku, ada seseorang dari kejauhan yang memanggilku.
“Rino tunggu sebentar”. Kata seseorang dari kejauhan. Ternyata Shella mengejarku sampai ke kelas. Ia memintaku untuk ikut latihan bersama Indies Band nanti siang. Mereka meminta pendapatku mengenai Arrancement yang cocok untuk lirik lagu yang aku buat. Aku pun menyanggupinya. Aku juga merasa senang jika aku bisa ikut latihan bersama mereka, dengan begitu aku jadi bisa bertemu dengan pujaan hatiku “Riska”.
“Rin lo bisa kan ikut kita latihan siang ini?”. Tanya Shella.
“Siang ini?hmm..ya udah kebetulan siang ini aku tidak sedang buru-buru pulang”. Jawabku.
“Bener ya Rino. Jangan sampe nggak ya, couse kehadiran lo penting banget”. Katanya.
Siang harinya aku pun ikut bersama mereka ke Studio tempat mereka berlatih musik. Aku naik mobil Siska duduk didepan, Riska dan Shella dibelakang. Sedangkan dua anggota lainya naik mobil yang berbeda. Seandainya saja tadi Siska tidak memintaku untuk duduk di depan, mungkin saat ini aku bisa duduk berdua dengan Riska dibelakang. Sambil mendengarkan musik yang dinyalakan oleh Siska, aku masih belum percaya bahwa aku bisa berada diantara orang-orang seperti mereka.
20 Menit kemudian kami pun sampai di tempat yang kami tuju. Sebelum berlatih, kami duduk didepan studio musik tersebut untuk minum yang telah disediakan oleh pengelola studio. Siska memberikanku sebotol minuman soda yang dingin. Akupun tidak menolaknya dan langsung meminum minuman tersebut. Aku masih belum sadar mengapa Siska begitu baik dan perhatian seperti itu padaku. Akan tetapi aku masih menganggapnya hal yang biasa saja. Pada saat itu, akupun sempat curi-curi pandang sama Riska. Gadis Ayu tersebut begitu sangat memikatku, hingga aku pun sering salah tingkah jika dia melihat ke arahku.
Setelah mendapatkan izin dari pengelola studio musik, kami pun masuk dan Indies band langsung menuju posisinya masing-masing sedangkan aku hanya duduk didekat Shella. Tak lupa mereka membawa lirik lagu yang ku buat dan telah mereka fotokopi. Shella pun memimpin jalannya latihan dengan begitu berwibawa layaknya seorang komandan upacara.
Mereka mulai mencoba beberapa nada dan melodi. Akupun ikut andil memberikan pendapat mengenai nada dan  melodi tersebut. Setelah terjadi beberapa percobaan akhirnya didapatkan hasil yang terbaik. Ternyata alunan nada yang mereka mainkan ternyata begitu enak didengar, atau bisa dibilang Easy Listening. Apalagi dibawakan oleh Shella dengan suara yang begitu indah dan sangat menghayati lirik lagu tersebut.
    Pada saat menyanyikan lagu yang berjudul “Dirimu yang membuatku bertahan” tersebut, Shella sesekali melihat kearahku dan melayangkan senyuman padaku. Aku jadi grogi dan perasaanku pun jadi tidak karuan. Aku hanya bisa membalas senyuman itu sesekali. Hingga akhir lagu Shella terus saja memandang ke arahku. Bibir manis itu terus saja memancarkan senyuman yang begitu menghanyutkan.
    “Gimana Rino lagunya enak gak didengernya?”. Tanya Shella kepadaku. Akupun mengangguk dan mengatakan lagu tersebut bagus sekali. Shella merasa sangat senang mendengar kata-kataku tadi. Kemudian tak lupa Siska dan yang lainya pun memuji lirik lagu yang aku buat tersebut.
“Noy lirik lagu lo tuh ternyata dalem banget setelah dinyanyiin sama Shella tadi”. Kata Siska. “gw gak kebanyang seandanya itu lagu dibuat buat gw!”. Tambahnya.
“Huh Ge er aja lo Sis, mana ada orang yang mau bikinin lirik lagu sebagus ini buat lo!”. Ledek Lori.
 “Kamu tidak boleh kayak gitu dong Lor..”. kata Riska.
“Iya sorry..sorry. gw Cuma becanda aja kok”. Kata Lori.
“Iya gak apa-apa Lor, gw juga nyadar diri..mana ada yang mau bikinin lirik lagu sama gw..hehehe”. kata Siska kemudian.
    Setelah latihan selesai, Aku dan Indies band bergegas pulang menuju rumah masing-masing. Siska sebagai pemilik dan supir mobilnya mengantar semua teman-temannya pulang terlebih dahulu. Barulah terakhir mengantarku pulang. Pertama kami mengantarkan pulang Riska. Dia tidak banyak basa-basi waktu nyampe kerumahnya. Kemudian kami mengantar Shella .Saat tiba dirumah Shella, aku terkejut melihat rumah Shella yang begitu besar dan bagus. Ia pun berpamitan pulang kepadaku dan Siska. Ia menawarkan kami untuk mampir sejenak. Akan tetapi aku menolaknya karena hari sudah sore. Saat itu kira-kira sudah jam 4 sore.
“Makasih ya Sis.. udah nganter gw pulang”. Kata Shella ketika turun dari mobil.
“Dah Rino, sampe ketemu lagi ya besok..hati-hati dijalan”. Kata Shella padaku.
”Huh...genit amat sih lo sama Rino?”. Kata Siska.
“Yeh...gak apa-apa dong. Iya kan Rino?”. Tanya Shella padaku. Aku pun mengangguk menyetujuinya.
“Udah ini lo langsung pulang ya Rino..jangan kemana-mana dulu!”. Kata Shella.  
“Sok perhatian lagi lo!...boong Rino jangan didengerin kata-kata dia!”. Kata Siska.
“Iyeh...sirik aja lagi lo!”. Kata Shella.
“Dah Rino...bye bye...”. kata Shella padaku sambil melambaikan tangannya.
    Setelah itu Siska pun mengantarku pulang. Akan tetapi aku memintanya untuk berhenti sejenak di mesjid pinggir jalan yang kami temui. Aku pun meminta Siska untuk menungguku sejenak di sekitar mesjid.
“Rajin juga ya lo sholatnya?”
“Ah nggak biasa aja..omong-omong lo gak sholat juga?”
“Ehm.....gw lagi “M” Noy”
“OH...lagi males ya maksud mu?”
“he he he tau aja lagi lo Noy!”.
“Sholat dulu gih sana jangan males gitu..dosa lo gak sholat!”
“Yaudah deh lo tungguin gw sebentar ya?, gw sholat dulu sebentar”
    Akupun menunggu Siska yang sholat Ashar sekitar 5 menit. Setelah selesai dia langsung menuju kepadaku dan mengajakku pulang. Aku pun memuji Siska agar dia terus menjalankan kewajibannya tersebut.
“Tuh kan kalo udah sholat wajahmu jadi terlihat cantik”
“Bisa aja lo Kinoy, Emang biasanya gw gak cantik apa?”
“Bukan begitu maksudku...maksudnya kamu terlihat lebih cantik dan bercahaya sehabis sholat tadi”
“Oh gitu ya..bisa aja lo Rin nge-les nya..kirain gw lo tuh orangnya pendiem banget tapi ternyata lo orangnya asik juga ya?”
“Ya memang aslinya aku begini. Gak ada yang aku buat-buat. ”
    Sampailah aku dirumah sekitar pukul setengah 6 sore. Akupun turun dari mobil dan berpamitan dengan mengucapkan terima kasih kepada Siska karena sudah mengantarku pulang. Siska pun langsung bergegas pulang.
    Sejak itu, Aku dan Indies Band pun jadi sering bertemu dan berkomunikasi. Dari pertemuan tersebut mulailah tumbuh perasaan-perasaan cinta diantara Shella,Siska, Riska, dan Aku.
-Bersambung-
Read more ...
Selasa, 05 November 2013

"Kampus Sejuta Ummat"

Catatan Mahasiswa Brekele...
"Kampus Sejuta Ummat"
Oleh Deva Ardiansyah.

1 tahun menganggur rasanya capek juga. Ngelamar kesana-kesini gak ada yang nyangkut. Gw gak tau juga faktor apa yang bikin gw gak bisa dapet-dapet kerja juga. Gw lulus SMA tahun 2004. Abis itu gw lanjut kuliah di Bogor EduCARE. 1 Tahun lebih gw kuliah disitu. Dengan perjuangan yang setengah mampus. Gw akhirnya bisa juga lulus dari BEC. Ya walaupun IPK masih dibawah 3. Soalnya untuk nyampe IP 3,0 dikampus itu lumayan susah. Udah bisa lulus aja gw udah bersyukur.
Gw lulus dari BEC (Bogor EduCARE) tahun 2005. Nah, selama tahun 2005 sampe 2006 gw gak dapet kerja. Pernah ikut test disana-sini. Gak ada yang nyangkut juga. Gw sempet pasrah dengan keadaan yang kayak gitu. Hingga akhirnya gw putusin kuliah lagi.

Keputusan buat kuliah lagi memang keputusan yang gak pernah dipikirin sebelumnya. Tadinya gw Cuma fokus buat gawe, gawe dan gawe. Temen-temen gw sebagian besar udah pada gawe semua. Tinggallah gw dan beberapa orang yang masih nganggur.
Kuliah di UNINDRA pun gak sengaja. Awalnya gw cuma nemenin temen gw si akbar ke kampusnya. “Udah lo ikut aja dev ke kampus gw, gak bakalan ketahuan kok lo mahasiswa situ apa bukan. Percaya deh ama gw”.

Tanpa banyak bicara. Gw ikut sama dia kekampus UNINDRA. Kampusnya dikawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Untuk nyampe kekampus itu, gw harus naek kereta listrik (KRL) jurusan Jabodetabek. Abis naek kereta and turun di Stasiun Tanjung Barat. Gw harus naik angkot lagi sekali.

Dasar brekele, naek kereta gak beli karcis. Cuma modal nekat aja gw. Maklumlah penjagaan distasiun gak se ketat sekarang. Pas lewat pintu masuk stasiun, gw dengan nyantainya bilang ke petugas pintu “Abu pak”. Mungkin karena tampang gw tampang orang bae, si penjaga pintu itu percaya aja kalo gw punya kartu Abudemen. *padahal mah gw bilang abu tuh maksudnya Abu gosok wkwkwkwk..

Kebetulan pas waktu itu bukan jam orang-orang pada pergi ke kantor, ya sekitar jam 9-an. Jadi kereta gak penuh, bahkan bisa duduk. Sebelum kereta berangkat, datanglah seorang kondektur memeriksa karcis. Wah dag dig dug gw. Kata temen gw “udah nyantai aja gak usah keringetan gitu kali?. Bilang aja abu lagi. Trus kalo di minta bukti. Yaudah lo kasih aja duit 2 ribu. Kelar kok urusan. Percaya deh ama gw. Gw udah sering liat orang-orang kayak gitu”. * wah contoh gak bae diikut nih, ternyata benar sogok menyogok itu terjadi dimana saja di negara ini. Untunglah kondektur itu gak minta bukti kartu abudemennya. Alhasil, lolos lah gw untuk kedua kalinya.

Stasiun Tanjung Barat ditempuh kereta ekonomi sekitar 45 menit. Cepet juga ya? Gw sangat menikmati suasana ini. Digerbong kereta ditemani alunan musik dari musisi jalanan, pedangan asongan, tangisan anak kecil yang gak dibeliin maenan sama emaknya, pengemis yang gak keitung yang naek turun disetiap stasiun. Sungguh pemandangan yang jarang gw liat.
Akhirnya di stasiun Tanjung Barat gw turun. Sebelum turun gw udah harus ready di pintu keluar 1 stasiun sebelum gw turun. Kata temen gw biar gak ribet and gak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Soalnya kereta berenti di stasiun tanjung barat gak nyampe 1 menit. Jadi kudu buru-buru kalo mau naik maupun turun. Oh begitu toh? Gw jadi punya banyak ilmu nih tentang perkereta apian indonesia. * apaan sih lebai banget!

Perjalanan dilanjutkan dengan menaiki kendaraan sejenis angkot jurusan Depok – TMII. * gile coy jauh bener ya trayeknya?. 10 menit kemudian, gw udah sampe di kampus UNINDRA. “mana kampusnya nih? Kok gak keliatan?”. Ternyata gedung kampusnya ada didalam gang yang Cuma cukup buat 1 mobil doang. Itupun mobil yang masuk biasanya mobil kampus atau mobil Rektor doang.

Lumayan gede juga nih kampusnya dengan 4 lantai n ada yang pe 6 lantai. Jumlah Mahasiwanya kata temen gw bisa nyampe Ribuan. “Segini itu baru anak-anak Reguler Pagi, Belum lagi kalo ditambah anak Reguler sore. Beh tambah padet ni kampus. Sekelas aja bisa sampe 40 Orang lebih. Nah kalo hari minggu nih, kelas ekstensi yang isinya Ibu-ibu sama bapak-bapak. Suasananya coy rame banget. Udah kayak pasar nih kampus. Apalagi ibu-ibunya kalo udah pada ngobrol. Rame nya lebih-lebih dari pada pasar. Makanya banyak yang bilang nih kampus “kampus sejuta umat”. Secara, penghuninya banyak banget, abis murah sih..Logo kampus ini”Kuliah Kenapa Harus mahal?”* Kayak logo produk apa aja, hehehe.

Pas nyampe situ kira-kira udah mau masuk zuhur. Gw ma temen gw nongkrong-nongkrong dulu di lobi sambil nunggu waktu zuhur datang. Sayangnya dikampus segede ini, musholanya imut-imut banget. Paling Cuma cukup 2 shaff buat cowok,2 shaff buat cewek.  itupun 1 shaff nya Cuma bisa nampung paling 10 orang. *Sungguh Ironis.  Kata temen gw, “masih mending ada mushola dev, kampus ini emang sempit jadi buat mushola juga kecil. Biasanya kalo anak-anak sini mau jum’atan, sebagian ada yang dimesjid seberang kampus, ada yang di SMP, ada juga yang di sebelah sono”. Kata dia sambil nunjuk.

Gw ma temen gw, sholat bergantian. Gw dulu yang sholat, baru dia. Pas gw nungguin dia, gw iseng-iseng ngobrol sama cewek sebelah gw. Namanya dwi, anak Semester awal jurusan Pendidikan Matematika. Anaknya imut-imut, putih, manis. Jadi ngingetin sama seseorang. Setelah temen gw beres sholat, makin nyambunglah obrolan kita. Apalagi ada temennya dwi juga yang dateng, namanya Rinda.

Obrolan kita berhenti karena Dwi and Rinda harus masuk kelas. Akbar juga harus masuk kelas. “Dev lo tunggu gw ya dilobi. Gak lama kok paling Cuma sejam. *wah sejam bakalan kerasa lama nih. Menunggu kan pekerjaan yang paling membosankan.
Dari pada gw bengong sendiri, kayak ayam kesambet. Gw jalan-jalan aja, naek turun, keliling-keliling kampus gak ada kerjaan. 30 menit gw jalan-jalan gak jelas. Gw ngeliat beberapa unit komputer nganggur di lobi. Gw iseng-iseng liat itu komputer. Pas gw liat-liat ternyata itu komputer Informasi Akademik. Gw liat-liat Jurusan dari tiap tiap Fakultas. Disana Ada 2 Fakultas, yang pertama Fakultas Ilmu Pendidikan Pengetahuan Sosisal (FIPPS), yang kedua Fakultas Teknik Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FTMIPA). Di FTMIPA gw liat ada jurusan Teknik Informatika. Wah boleh juga nih.

Setelah ketemu temen gw, gw banyak tanya-tanya sama dia tentang kampus ini. Dia bilang kebeneran bulan depan udah mulai pendaftaran mahasiswa baru. “lo ambil aja brosurnya disitu tuh...”sambil nunjuk tempat pendaftaran mahasiswa baru. “Ntar kalo lo minat mau masuk sini, lo kasih tau gw aja. Biar gw ambilin formulirnya.

Setelah kasih tau info kampus itu ke ortu, Alhamdulillah gw dapet izin and kebetulan biayanya ada. Daftar gw dikampus itu. sebelum gw resmi jadi mahasiswa itu, gw maen lagi ke kampus sama kakaknya si akbar namanya ikam. Dia tuh kuliah sore, jurusan arsitek. Kali ini gw udah mulai terbiasa naek kereta and udah kayak mahasiswa beneran dikampus itu.

Gw diajak ikam masuk kekelas dia pas mata kuliah Statistik. Dengan PD nya gw masuk bareng ikam and satu temennya namanya si ambon. Duduk di kursi paling depan sama mereka berdua. Pas lagi masuk materi, si dosen itu ngeliatin gw. Dia ngerasa gak punya mahasiswa kelas ini yang mukanya kayak gw. Trus dia negur. “Kamu bukan anak kelas ini ya?”. Dengan santainya gw jawab. “Iya pak, saya mahasiswa baru Jurursan IT”. Terus si dosennya itu Cuma bilang. “OH....”.*kirain gw bakalan diusir.

Gw pikir, mahasiswa jurusan teknik arsitektur itu orangnya pinter-pinter. Ternyata nggak untuk urusan itung-menghitung di statistik. Mereka Cuma jago gambar, sama ngedisain. Malah ada gak jago sama sekali. Alias kuliah Cuma buat ngambil gelarnya aja. Secara mereka semuakan rata-rata udah pada gawe. Kuliah biar dapet ijazah buat ngembangin karier mereka.

Read more ...
Minggu, 03 November 2013

Cinta Itu Rumit, Gak Bisa Ditebak "Cinta Butuh Pengorbanan"

Novel : Cinta Itu Rumit Gak Bisa Ditebak
By: Deva Ardiansyah
Cerita sebelumnya...Click Here!
"Cinta Butuh Pengorbanan"

Aku sampai rumah sekitar jam 9 malam. Saat itu ibu sedang menikmati acara televisi kesukaannya. Aku pun masuk dengan sedikit mengendap-endap layaknya seorang maling. Tiba-tiba dari arah dapur terdengar suara kakak. Sepertinya dia sedang bertengkar dengan kekasihnya lewat telphone. Memang sih kakak dan kekasihnya itu sering sekali berantem dan sempet putus nyambung. Itu mungkin dikarenakan kesibukan kakak yang kuliah sambil kerja, sehingga untuk bertemu dengan kekasihnya itu agak jarang. Itulah yang membuat kekasih kakak merasa tidak diperhatikan. Mereka sudah berhubungan cukup lama yaitu 9 tahun sejak mereka kelas 1 SMA. Walaupun mereka sering bertengkar dan sudah pernah putus nyambung tapi mereka masih tetap menjalin hubungan. Aku fikir mungkin itu yang namanya cinta sejati. Ada marah tapi ada juga rindu diantara keduanya. Dan mungkin juga itu adalah bumbu penyedap dalam menjalin cinta.
“Dari mana saja kamu dek? Kok jam segini baru pulang?”. Tanya kakak.
“Em..ini kak tadi aku nolongin temen aku dulu yang kecelakaan.” Jawabku.
“Sudah makan belum kamu?”
“Belum kak tadi aku belum sempet”
“Ya sudah mandi dulu sana terus ganti baju. Nanti kakak buatin kamu Mie.”
“Baik kak, aku mandi dulu..makasih juga buat Mienya.”

Aku pun mandi dan ganti baju. Setelah ini aku menyantap Mie Instan yang tadi dibuatkan kakak. Beruntung sekali aku memiliki kakak seperti dia. Dia tau kalau adiknya itu capek dan lapar. Kakak juga berpikir kalau aku yang buat mie itu sendiri pasti akan lama  karena aku harus mandi dan ganti baju dulu. Ketika aku sedang menikmati mie tersebut, kakak bertanya kepadaku.
“Itu di depan motor siapa dek?”
“Oh itu kak? Itu motor temen aku yang kecelakaan itu loh..”
“Lah terus kenapa kamu bawa kesini?”
“gak apa-apa kak, tadi aku dimintain tolong oleh temanku untuk bawa motor ini kerumah. Besok dia kesini ambil motor itu.”
“Oh..kalo gitu cepet masukin kedalam rumah, jangan ditaro disitu, nanti kalo ilang, kita juga yang repot..”
“Iya kak nanti setelah aku makan.”
“ya sudah kakak tidur duluan ya? Sekalian tolong matikan tv kalau ibu ketiduran saat nonton tv.”
“Oke kak siap laksanakan. Met tidur kak”.   
Setelah makan mie dan memasukkan motor kedalam rumah. Aku menghampiri ibu diruang tengah. Ternyata benar saja ibu ketiduran di sofa. Aku matikan saja tv tersebut dan membetulkan posisi tidur ibu supaya tidak sakit pada saat bangun nanti. Kejadian ini memang sering terjadi. Aku pun sudah terbiasa melakukannya. Aku tidak pernah membangunkan ibu atau memindahkannya ke kamarnya, karena jika ku bangunkan atau aku pindahkan, ibu pasti akan bangun dan marah.
Lalu aku mengerjakan tugas sekolah dulu untuk besok. Hoaam… ngantuk banget aku buru-buru menyelesaikan tugas itu dan pergi tidur, tak lupa aku mensetting alarm supaya tidak kesiangan. Walaupun kadang aku dibangunkan oleh kakak sebelum alarmku berbunyi. Tapi ini buat jaga-jaga aja, takutnya kakak juga bangun telat. Abis itu aku ke kamar mandi untuk buang air kecil dan cuci muka. Tapi kenapa ya?  aku jadi gak bisa tidur walau sudah larut malam, aku kepikiran kejadian tadi siang dan jadi susah tidur. Aneh kenapa aku kepikiran terus sama Cewek itu. Kasihan juga dia, harus mengalami kecelakaan seperti itu.
Semoga saja dia lekas sadar. Walaupun sebenernya aku masih kepingin balas dendam sama dia, tapi dengan kejadian ini aku jadi kasian dan mengurungkan niatku untuk balas dendam sama dia lagi. Aku pun teringat sama teman Shella yang tak aku tau namanya itu, dia terlihat khawatir sekali mendengar Shella kecelakaan, dan tatapan matanya sangat lembut sekali. Baru kali ini aku ketemu sama cewek itu, sampai-sampai hatiku berdebar kencang sekali. Sambil membayangkan wajah cewek itu akupun tertidur pulas.
Esok harinya…
Pagi-pagi sebelum berangkat ke sekolah, kulihat hp ada sms yang isinya “Rin lo besok jangan bawa motor Shella ke sekolah ya?. Biar gw aja yang kerumah lo!. Gw sengaja ga bawa mobil supaya bisa bawa motor Shella. Gw tunggu digerbang sepulang sekolah”.
saat pulang sekolah, ku lihat Siska sedang menungguku di dekat gerbang sekolah.
“Maaf ya Sis dah lama nunggu?”
“Ah nggak juga sih Rin, baru juga 1 menit.”
“Tapi aku naik bus loh?..gak apa-apa?”
“Emangnya kenapa? Emang gw takut naek bus umum?..ya Enggak lah..”
“Bukan gitu sis..takutnya kamu gak biasa naik kendaraan umum. Kan kamu seringnya naik mobil mu sendiri.”
“Udah deh tenang aja, mendingan kita cepet pergi dari sini, dari pada nanti keburu sore...”.
Kita berdua pun naik bus. Didalam bus kebetulan masih ada bangku kosong. Jadi kita berdua bisa duduk sebelahan. Diperjalanan aku menanyakan kabar Shella ke Siska.
“Gimana keadaan temen kamu sis?”
“Ya dia sudah sadar, tapi masih belum bisa pulang karena dia masih merasa lemes.”
“Alhamdulillah, syukurlah kalo begitu.”
“Oh iya, gw udah certain semuanya sama dia. And keliatannya dia nyesel pernah ngerjain lo. Terus dia titip salam buat lo and ucapan terima kasih.”
"iya sama-sama. aku juga nyesel pernah jahat sama dia"
"By the way...lo gw panggil Kinoy aja ya? kayaknya lebih enak manggilnya dengan nama itu. Boleh kan?"
"Hmm...Kinoy ya? mmm...boleh lah. kayaknya boleh juga. hehehehe"
Di sepanjang perjalanan kami banyak bercerita satu sama lain. Akupun tidak sungkan untuk menceritakan masalah yang selalu menghantuiku. Aku bercerita mengenai keluarga, tapi tidak sampai menceritakan kisah ibuku yang sakit jiwa. Karena aku takut Siska jadi ill-feel sama aku. Dia pun bercerita banyak tentang keluarganya. Dari situ juga lah aku tau bahwa Siska dan Shella adalah anggota Indies Band.
Rumah ku masih agak jauh. Namun sayang sekali diperjalanan bus kami terjebak macet. Siska pun terlihat kesal dan marah. Kemudian dia menghadapkan kepalanya ke jendela bus. Dan tak lama kemudian ternyata ia tertidur. Lalu kepalanya berbalik kearahku dan kini kepalanya ada dibahuku. Hal itu membuatku jadi deg-degan. Aku tak berani membangunkannya. aku juga gak tau harus ngapain. jadi salah tingkah dan keluar keringat dingin. Ku fikir mungkin dia kurang tidur karena semalaman menemani Shella makanya jadi ketiduran gitu. 20 menit kemudian, jalanan pun kembali lancar dan bus yang kami naiki bisa cepat berjalan kembali. Siska tidur dengan pulasnya ditambah kedua tangannya merangkul tanganku sebelah kiri seperti sedang memeluk guling. Jantungku tambah berdetak cepat.Tak lama kemudian, kami telah sampai ketempat tujuan dan aku pun membangunkan Siska yang tadi tertidur pulas.
“Siska bangun…kita sudah sampe nih..”. kataku sambil menepuk-nepuk pipi Siska.
“Eh Sorry ya Noy, gw ketiduran…?!” kata Siska tersipu malu.
“Ya gak apa-apa..tadi aku gak tega bangunin kamu yang lagi tidur, jadi aku biarin aja.”
Setelah turun dari bus. Kami pun berjalan kearah rumahku yang berjarak sekitar 100 meter dari jalan raya. Setelah sampai rumah, Aku menyuruh Siska untuk menugguku diteras rumah.
“Tunggu disini dulu ya Sis..nanti akan aku ambilin minum dulu.”
“Oh iya gak apa-apa, makasih..lagipula disini enak kok… adem.”
Setelah kuambilkan dia minum. Kami melanjutkan ngobrol.
“Silahkan diminum dulu Sis, kamu pasti haus.”
“Iya makasih banyak Noy…Oh Iya ada yang harus gw omongin.”
“Ngomongin soal apa Sis?”
“Begini Rino…lo dah tau kan gw ini siapa?”
“iya kamu kan salah satu anggota band itu begitu pun Shella.”
“Trus Lo kemaren juga ikut lomba yang kita bikin itu kan..?”
“iya. Aku memang ikut lomba tersebut. Tapi aku sedikit gak yakin bisa menang.”
“Loh kok bisa bilang gitu? Kalo menurut gw sih karya lo bagus banget. En lo tau gak? Kita mutusin kalo karya lo itu pemenangnya.”
“Oh ya? Yang bener itu sis?”
“Ya masa gw boong sih ama lo...nah itulah sebabnya kenapa Shella pernah ke kelas lo n mau nemuin lo buat ngewawancarain lo buat mastiin bahwa karya lo tuh murni buatan lo sendiri bukan jiplakan atau terjemahan dari lirik asing. Dia tuh jago banget kalo urusan ngewawancarain orang. Sebab dia bisa tau kalo orang yang di wawancarain itu boong atau nggak. Tapi setelah tau lo itu orang pernah buat masalah sama dia, jadi dia males ngewawancarain lo nya.”
“oh gitu ..pantes aja kok tiba-tiba dia ada dibangku kelasku. Kira-kira, kalo kayak gitu situasinya, aku masih tetep bisa menang gak ya?”
 “Mungkin aja.. sebab yang gw takutin tuh lo gak bakal menang gara-gara urusan pribadi lo sama dia, tapi setelah gw ceritain bahwa lo yang udah nolongin dia, bawa dia kerumah sakit, dia pun kayaknya sedikit nyesel udah salah nilai lo. Terus dia pengen  ketemu lo”.
“ya, klo dia mau ketemu aku bisa kapan aja kok.”
    Sambil mengobrol, kami berdua menikmati makanan yang tadi telah aku siapkan untuk Siska. Sampai akhirnya waktu sore telah tiba.
“Oh ya, udah sore banget nih Noy, sebaiknya gw pulang. Nanti gw kapan-kapan maen kesini ..”
“Oke makasih banyak sis udah mau datang kerumahku.”
“Iya sama-sama. Gw and temen-temen gw juga banyak berutang budi sama lo..”
Sekitar pukul 6, aku bersiap untuk Sholat magrib dimesjid deket rumah. Selesai sholat dan kembali kerumah, aku mendengar hp berdering. Ternyata bunyi itu berasal dari hp yang dipinjamkan Siska waktu itu. aku tidak mengenal nomer yang menghubungiku itu. tanpa basa-basi aku pun menerima panggilan masuk tersebut.
“Hallo siapa nih?”.
“ini gw Shella yang kemaren lo tolongin.”
“Oh kamu Shel? Gimana keadaanmu sekarang?”
“Ya sudah agak mendingan sih..tapi gw masih perlu istirahat..Lo bisa kesini gak bentar?”
“Bi..bisa.”
“Oke gw tunggu ya Rin”. Kata Shella sebelum menutup telphonenya.

Akupun bergegas pergi naik angkot menuju kerumah sakit. Sebelum naik angkot, aku membeli beberapa butir buah jeruk. 30 menit kemudian aku sampai diruang perawatan Shella. Kebetulan disana sedang tidak ada menemaninya.
“Hai Shel?” Sapaku sambil menaruh buah jeruk yang sengaja aku beli didekat rumah tadi.
“Apa nih Rin? Repot-repot amat?” kata Shella.
“Ah gak apa-apa kok Shel, Cuma beberapa buah jeruk kok, jadi gak repot.”
“Makasih ya lo dah mau kesini n bawain gw jeruk segala. Sekalian gw juga mau minta maaf sama lo soal kejadian-kejadian kemaren. Gw udah banyak dosa sama lo.”
“Iya…gak apa-apa kok, aku juga mau minta maaf. Waktu itu aku yang udah bikin kamu jatuh dikantin.”
“He he he..gw juga udah ngira lo yang udah ngerjain gw juga. Tapi sekarang gw juga udah maafin lo.”
 “Omong-omong kok kamu sendirian? Yang lain pada kemana?”. Terus Ortumu sudah kesini kan?”. Tanya ku kemudian.
“yang lain ada...tapi sekarang mereka lagi keluar beli makan malem”...”terus kalo Ortu gw blom kesini and blom tau gw kecelakaan, soalnya mereka masih diluar negeri.”. jawabnya.
“Oh..begitu toh…tapi Ortumu tuh harus tau loh.”
“Iya nanti gw kasih tau kalo gw udah dirumah. Gw gak mau bikin mereka kuatir and ngacauin bisnis mereka..Btw makasih banyak ya Rin udah nolongin gw kemaren itu n bawa gw kesini. Gw gak tau nasib gw kalo gak ada elo waktu itu. Kecelakaan itu cepet banget kejadiannya sampe-sampe gw gak tau apa yang sebenernya terjadi saat itu. tapi untunglah disitu ada lo yang nolongin gw.”
“ya sama-sama Shel, mungkin kalau bukan kamu juga pasti tetep aku tolong kok”.
Obrolan kami terus berlanjut dan dari situ hubungan kami mulai membaik. Shella menjelaskan bahwa dia akan mewawancari aku nanti setelah dia sembuh. Aku pun tidak akan menolak permintaannya. Obrolan kami berdua berhenti saat teman-teman Shella kembali ke ruangan Shella. Namun aneh nya tidak terlihat Siska disitu. Disitu aku ketemu lagi sama cewek cantik itu. wajahnya bagaikan bidadari. Lembut sekali pembawaannya. Aku pun menanyakan keberadaan Siska kepada temen Shella yang cantik itu.
“Kok Siska gak keliatan? Lagi dimana dia?”. Tanyaku
“Oh Siska tadi sih ada, tapi dia balik duluan katanya ada urusan.” Jawab dia.
Ternyata Siska tidak ada disana karena dia mau kerumah ku. Dia berniat ingin mengajakku makan malam sekalian menjenguk Shella. Tapi dia tidak sms aku dulu, sehingga dia tidak tahu bahwa aku ada disini.
Saat kerumah ku, dia bertemu dengan adikku. Dan adikku bilang bahwa aku baru saja pergi. Kemudian Siska menelephone ku juga akhirnya.
“Rin gw lagi dirumah lo nih...lo lagi dimana?”.
“Aku lagi di rumah sakit menjenguk Shella”. “Kenapa gak sms dulu kalau mau kerumah?”
“Iya nih gw lupa mungkin tadi buru-buru. Trus gw pikir lo juga pasti ada dirumah. Makanya gw gak sms lo dulu”.
“Ya sudah kamu kesini aja lagi”..
“Gak usah deh gw tadi udah dari situ. Gw mau langsung pulang aja.”
“Oke deh maaf ya sis..”.
“ya ga apa apa. See u next time...bye”.
“Bye...”.
Setelah menerima telphone tersebut, Aku pun pamit ke Shella dan semua teman-temannya yang ada disana karena tidak enak disana hanya ada aku cowok sendiri. Selain itu sudah jam 9 malam. Takut nanti gak ada kendaraan umum lagi.
Pukul 10 tepat aku sudah berada lagi dirumahku. Langsung aku tidur karena kepalaku tiba-tiba pusing dan mataku juga sudah gak kuat lagi untuk melek.
-Bersambung-
Read more ...