Minggu, 03 November 2013

Cinta Itu Rumit, Gak Bisa Ditebak "Cinta Butuh Pengorbanan"

Novel : Cinta Itu Rumit Gak Bisa Ditebak
By: Deva Ardiansyah
Cerita sebelumnya...Click Here!
"Cinta Butuh Pengorbanan"

Aku sampai rumah sekitar jam 9 malam. Saat itu ibu sedang menikmati acara televisi kesukaannya. Aku pun masuk dengan sedikit mengendap-endap layaknya seorang maling. Tiba-tiba dari arah dapur terdengar suara kakak. Sepertinya dia sedang bertengkar dengan kekasihnya lewat telphone. Memang sih kakak dan kekasihnya itu sering sekali berantem dan sempet putus nyambung. Itu mungkin dikarenakan kesibukan kakak yang kuliah sambil kerja, sehingga untuk bertemu dengan kekasihnya itu agak jarang. Itulah yang membuat kekasih kakak merasa tidak diperhatikan. Mereka sudah berhubungan cukup lama yaitu 9 tahun sejak mereka kelas 1 SMA. Walaupun mereka sering bertengkar dan sudah pernah putus nyambung tapi mereka masih tetap menjalin hubungan. Aku fikir mungkin itu yang namanya cinta sejati. Ada marah tapi ada juga rindu diantara keduanya. Dan mungkin juga itu adalah bumbu penyedap dalam menjalin cinta.
“Dari mana saja kamu dek? Kok jam segini baru pulang?”. Tanya kakak.
“Em..ini kak tadi aku nolongin temen aku dulu yang kecelakaan.” Jawabku.
“Sudah makan belum kamu?”
“Belum kak tadi aku belum sempet”
“Ya sudah mandi dulu sana terus ganti baju. Nanti kakak buatin kamu Mie.”
“Baik kak, aku mandi dulu..makasih juga buat Mienya.”

Aku pun mandi dan ganti baju. Setelah ini aku menyantap Mie Instan yang tadi dibuatkan kakak. Beruntung sekali aku memiliki kakak seperti dia. Dia tau kalau adiknya itu capek dan lapar. Kakak juga berpikir kalau aku yang buat mie itu sendiri pasti akan lama  karena aku harus mandi dan ganti baju dulu. Ketika aku sedang menikmati mie tersebut, kakak bertanya kepadaku.
“Itu di depan motor siapa dek?”
“Oh itu kak? Itu motor temen aku yang kecelakaan itu loh..”
“Lah terus kenapa kamu bawa kesini?”
“gak apa-apa kak, tadi aku dimintain tolong oleh temanku untuk bawa motor ini kerumah. Besok dia kesini ambil motor itu.”
“Oh..kalo gitu cepet masukin kedalam rumah, jangan ditaro disitu, nanti kalo ilang, kita juga yang repot..”
“Iya kak nanti setelah aku makan.”
“ya sudah kakak tidur duluan ya? Sekalian tolong matikan tv kalau ibu ketiduran saat nonton tv.”
“Oke kak siap laksanakan. Met tidur kak”.   
Setelah makan mie dan memasukkan motor kedalam rumah. Aku menghampiri ibu diruang tengah. Ternyata benar saja ibu ketiduran di sofa. Aku matikan saja tv tersebut dan membetulkan posisi tidur ibu supaya tidak sakit pada saat bangun nanti. Kejadian ini memang sering terjadi. Aku pun sudah terbiasa melakukannya. Aku tidak pernah membangunkan ibu atau memindahkannya ke kamarnya, karena jika ku bangunkan atau aku pindahkan, ibu pasti akan bangun dan marah.
Lalu aku mengerjakan tugas sekolah dulu untuk besok. Hoaam… ngantuk banget aku buru-buru menyelesaikan tugas itu dan pergi tidur, tak lupa aku mensetting alarm supaya tidak kesiangan. Walaupun kadang aku dibangunkan oleh kakak sebelum alarmku berbunyi. Tapi ini buat jaga-jaga aja, takutnya kakak juga bangun telat. Abis itu aku ke kamar mandi untuk buang air kecil dan cuci muka. Tapi kenapa ya?  aku jadi gak bisa tidur walau sudah larut malam, aku kepikiran kejadian tadi siang dan jadi susah tidur. Aneh kenapa aku kepikiran terus sama Cewek itu. Kasihan juga dia, harus mengalami kecelakaan seperti itu.
Semoga saja dia lekas sadar. Walaupun sebenernya aku masih kepingin balas dendam sama dia, tapi dengan kejadian ini aku jadi kasian dan mengurungkan niatku untuk balas dendam sama dia lagi. Aku pun teringat sama teman Shella yang tak aku tau namanya itu, dia terlihat khawatir sekali mendengar Shella kecelakaan, dan tatapan matanya sangat lembut sekali. Baru kali ini aku ketemu sama cewek itu, sampai-sampai hatiku berdebar kencang sekali. Sambil membayangkan wajah cewek itu akupun tertidur pulas.
Esok harinya…
Pagi-pagi sebelum berangkat ke sekolah, kulihat hp ada sms yang isinya “Rin lo besok jangan bawa motor Shella ke sekolah ya?. Biar gw aja yang kerumah lo!. Gw sengaja ga bawa mobil supaya bisa bawa motor Shella. Gw tunggu digerbang sepulang sekolah”.
saat pulang sekolah, ku lihat Siska sedang menungguku di dekat gerbang sekolah.
“Maaf ya Sis dah lama nunggu?”
“Ah nggak juga sih Rin, baru juga 1 menit.”
“Tapi aku naik bus loh?..gak apa-apa?”
“Emangnya kenapa? Emang gw takut naek bus umum?..ya Enggak lah..”
“Bukan gitu sis..takutnya kamu gak biasa naik kendaraan umum. Kan kamu seringnya naik mobil mu sendiri.”
“Udah deh tenang aja, mendingan kita cepet pergi dari sini, dari pada nanti keburu sore...”.
Kita berdua pun naik bus. Didalam bus kebetulan masih ada bangku kosong. Jadi kita berdua bisa duduk sebelahan. Diperjalanan aku menanyakan kabar Shella ke Siska.
“Gimana keadaan temen kamu sis?”
“Ya dia sudah sadar, tapi masih belum bisa pulang karena dia masih merasa lemes.”
“Alhamdulillah, syukurlah kalo begitu.”
“Oh iya, gw udah certain semuanya sama dia. And keliatannya dia nyesel pernah ngerjain lo. Terus dia titip salam buat lo and ucapan terima kasih.”
"iya sama-sama. aku juga nyesel pernah jahat sama dia"
"By the way...lo gw panggil Kinoy aja ya? kayaknya lebih enak manggilnya dengan nama itu. Boleh kan?"
"Hmm...Kinoy ya? mmm...boleh lah. kayaknya boleh juga. hehehehe"
Di sepanjang perjalanan kami banyak bercerita satu sama lain. Akupun tidak sungkan untuk menceritakan masalah yang selalu menghantuiku. Aku bercerita mengenai keluarga, tapi tidak sampai menceritakan kisah ibuku yang sakit jiwa. Karena aku takut Siska jadi ill-feel sama aku. Dia pun bercerita banyak tentang keluarganya. Dari situ juga lah aku tau bahwa Siska dan Shella adalah anggota Indies Band.
Rumah ku masih agak jauh. Namun sayang sekali diperjalanan bus kami terjebak macet. Siska pun terlihat kesal dan marah. Kemudian dia menghadapkan kepalanya ke jendela bus. Dan tak lama kemudian ternyata ia tertidur. Lalu kepalanya berbalik kearahku dan kini kepalanya ada dibahuku. Hal itu membuatku jadi deg-degan. Aku tak berani membangunkannya. aku juga gak tau harus ngapain. jadi salah tingkah dan keluar keringat dingin. Ku fikir mungkin dia kurang tidur karena semalaman menemani Shella makanya jadi ketiduran gitu. 20 menit kemudian, jalanan pun kembali lancar dan bus yang kami naiki bisa cepat berjalan kembali. Siska tidur dengan pulasnya ditambah kedua tangannya merangkul tanganku sebelah kiri seperti sedang memeluk guling. Jantungku tambah berdetak cepat.Tak lama kemudian, kami telah sampai ketempat tujuan dan aku pun membangunkan Siska yang tadi tertidur pulas.
“Siska bangun…kita sudah sampe nih..”. kataku sambil menepuk-nepuk pipi Siska.
“Eh Sorry ya Noy, gw ketiduran…?!” kata Siska tersipu malu.
“Ya gak apa-apa..tadi aku gak tega bangunin kamu yang lagi tidur, jadi aku biarin aja.”
Setelah turun dari bus. Kami pun berjalan kearah rumahku yang berjarak sekitar 100 meter dari jalan raya. Setelah sampai rumah, Aku menyuruh Siska untuk menugguku diteras rumah.
“Tunggu disini dulu ya Sis..nanti akan aku ambilin minum dulu.”
“Oh iya gak apa-apa, makasih..lagipula disini enak kok… adem.”
Setelah kuambilkan dia minum. Kami melanjutkan ngobrol.
“Silahkan diminum dulu Sis, kamu pasti haus.”
“Iya makasih banyak Noy…Oh Iya ada yang harus gw omongin.”
“Ngomongin soal apa Sis?”
“Begini Rino…lo dah tau kan gw ini siapa?”
“iya kamu kan salah satu anggota band itu begitu pun Shella.”
“Trus Lo kemaren juga ikut lomba yang kita bikin itu kan..?”
“iya. Aku memang ikut lomba tersebut. Tapi aku sedikit gak yakin bisa menang.”
“Loh kok bisa bilang gitu? Kalo menurut gw sih karya lo bagus banget. En lo tau gak? Kita mutusin kalo karya lo itu pemenangnya.”
“Oh ya? Yang bener itu sis?”
“Ya masa gw boong sih ama lo...nah itulah sebabnya kenapa Shella pernah ke kelas lo n mau nemuin lo buat ngewawancarain lo buat mastiin bahwa karya lo tuh murni buatan lo sendiri bukan jiplakan atau terjemahan dari lirik asing. Dia tuh jago banget kalo urusan ngewawancarain orang. Sebab dia bisa tau kalo orang yang di wawancarain itu boong atau nggak. Tapi setelah tau lo itu orang pernah buat masalah sama dia, jadi dia males ngewawancarain lo nya.”
“oh gitu ..pantes aja kok tiba-tiba dia ada dibangku kelasku. Kira-kira, kalo kayak gitu situasinya, aku masih tetep bisa menang gak ya?”
 “Mungkin aja.. sebab yang gw takutin tuh lo gak bakal menang gara-gara urusan pribadi lo sama dia, tapi setelah gw ceritain bahwa lo yang udah nolongin dia, bawa dia kerumah sakit, dia pun kayaknya sedikit nyesel udah salah nilai lo. Terus dia pengen  ketemu lo”.
“ya, klo dia mau ketemu aku bisa kapan aja kok.”
    Sambil mengobrol, kami berdua menikmati makanan yang tadi telah aku siapkan untuk Siska. Sampai akhirnya waktu sore telah tiba.
“Oh ya, udah sore banget nih Noy, sebaiknya gw pulang. Nanti gw kapan-kapan maen kesini ..”
“Oke makasih banyak sis udah mau datang kerumahku.”
“Iya sama-sama. Gw and temen-temen gw juga banyak berutang budi sama lo..”
Sekitar pukul 6, aku bersiap untuk Sholat magrib dimesjid deket rumah. Selesai sholat dan kembali kerumah, aku mendengar hp berdering. Ternyata bunyi itu berasal dari hp yang dipinjamkan Siska waktu itu. aku tidak mengenal nomer yang menghubungiku itu. tanpa basa-basi aku pun menerima panggilan masuk tersebut.
“Hallo siapa nih?”.
“ini gw Shella yang kemaren lo tolongin.”
“Oh kamu Shel? Gimana keadaanmu sekarang?”
“Ya sudah agak mendingan sih..tapi gw masih perlu istirahat..Lo bisa kesini gak bentar?”
“Bi..bisa.”
“Oke gw tunggu ya Rin”. Kata Shella sebelum menutup telphonenya.

Akupun bergegas pergi naik angkot menuju kerumah sakit. Sebelum naik angkot, aku membeli beberapa butir buah jeruk. 30 menit kemudian aku sampai diruang perawatan Shella. Kebetulan disana sedang tidak ada menemaninya.
“Hai Shel?” Sapaku sambil menaruh buah jeruk yang sengaja aku beli didekat rumah tadi.
“Apa nih Rin? Repot-repot amat?” kata Shella.
“Ah gak apa-apa kok Shel, Cuma beberapa buah jeruk kok, jadi gak repot.”
“Makasih ya lo dah mau kesini n bawain gw jeruk segala. Sekalian gw juga mau minta maaf sama lo soal kejadian-kejadian kemaren. Gw udah banyak dosa sama lo.”
“Iya…gak apa-apa kok, aku juga mau minta maaf. Waktu itu aku yang udah bikin kamu jatuh dikantin.”
“He he he..gw juga udah ngira lo yang udah ngerjain gw juga. Tapi sekarang gw juga udah maafin lo.”
 “Omong-omong kok kamu sendirian? Yang lain pada kemana?”. Terus Ortumu sudah kesini kan?”. Tanya ku kemudian.
“yang lain ada...tapi sekarang mereka lagi keluar beli makan malem”...”terus kalo Ortu gw blom kesini and blom tau gw kecelakaan, soalnya mereka masih diluar negeri.”. jawabnya.
“Oh..begitu toh…tapi Ortumu tuh harus tau loh.”
“Iya nanti gw kasih tau kalo gw udah dirumah. Gw gak mau bikin mereka kuatir and ngacauin bisnis mereka..Btw makasih banyak ya Rin udah nolongin gw kemaren itu n bawa gw kesini. Gw gak tau nasib gw kalo gak ada elo waktu itu. Kecelakaan itu cepet banget kejadiannya sampe-sampe gw gak tau apa yang sebenernya terjadi saat itu. tapi untunglah disitu ada lo yang nolongin gw.”
“ya sama-sama Shel, mungkin kalau bukan kamu juga pasti tetep aku tolong kok”.
Obrolan kami terus berlanjut dan dari situ hubungan kami mulai membaik. Shella menjelaskan bahwa dia akan mewawancari aku nanti setelah dia sembuh. Aku pun tidak akan menolak permintaannya. Obrolan kami berdua berhenti saat teman-teman Shella kembali ke ruangan Shella. Namun aneh nya tidak terlihat Siska disitu. Disitu aku ketemu lagi sama cewek cantik itu. wajahnya bagaikan bidadari. Lembut sekali pembawaannya. Aku pun menanyakan keberadaan Siska kepada temen Shella yang cantik itu.
“Kok Siska gak keliatan? Lagi dimana dia?”. Tanyaku
“Oh Siska tadi sih ada, tapi dia balik duluan katanya ada urusan.” Jawab dia.
Ternyata Siska tidak ada disana karena dia mau kerumah ku. Dia berniat ingin mengajakku makan malam sekalian menjenguk Shella. Tapi dia tidak sms aku dulu, sehingga dia tidak tahu bahwa aku ada disini.
Saat kerumah ku, dia bertemu dengan adikku. Dan adikku bilang bahwa aku baru saja pergi. Kemudian Siska menelephone ku juga akhirnya.
“Rin gw lagi dirumah lo nih...lo lagi dimana?”.
“Aku lagi di rumah sakit menjenguk Shella”. “Kenapa gak sms dulu kalau mau kerumah?”
“Iya nih gw lupa mungkin tadi buru-buru. Trus gw pikir lo juga pasti ada dirumah. Makanya gw gak sms lo dulu”.
“Ya sudah kamu kesini aja lagi”..
“Gak usah deh gw tadi udah dari situ. Gw mau langsung pulang aja.”
“Oke deh maaf ya sis..”.
“ya ga apa apa. See u next time...bye”.
“Bye...”.
Setelah menerima telphone tersebut, Aku pun pamit ke Shella dan semua teman-temannya yang ada disana karena tidak enak disana hanya ada aku cowok sendiri. Selain itu sudah jam 9 malam. Takut nanti gak ada kendaraan umum lagi.
Pukul 10 tepat aku sudah berada lagi dirumahku. Langsung aku tidur karena kepalaku tiba-tiba pusing dan mataku juga sudah gak kuat lagi untuk melek.
-Bersambung-
Title: Cinta Itu Rumit, Gak Bisa Ditebak "Cinta Butuh Pengorbanan"; Written by Unknown; Rating: 5 dari 5

1 komentar:

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus