Kamis, 07 November 2013

Cinta Itu Rumit, Gak Bisa Ditebak "Misteri Cinta"

Cinta Itu Rumit, Gak Bisa Ditebak
"Misteri Cinta" by Deva Ardiansyah
Cerita Sebelumnya Click Here!
Kudapati tubuhku yang masih lemas sudah harus bergerak. Pukul 5 pagi aku dibangunkan oleh kakak untuk sholat subuh. Abis itu aku membereskan kamar dan mencuci bajuku sendiri. Setelah selesai mencuci dan menjemurnya. Aku ingin lari pagi dulu sejenak. Kebetulan hari ini adalah hari minggu, aku memutuskan untuk lari pagi agak jauh dari rumah. Pergi lah aku ke suatu tempat yang biasa digunakan untuk olahraga pagi oleh masyarakat Bogor dan sekitarnya. Sudah lama juga sih aku tidak ketempat ini untuk lari pagi. Terakhir kali aku kesini sekitar 2 tahun yang lalu. Biasanya sih aku cuma lari pagi disekitar rumah saja kurang lebih 15 menit. Entah kenapa kok hari ini kepingin sekali lari pagi kesana.
Sampai lah aku ditempat yang berjarak sekitar 2 Km. dari rumah. Disana sudah terlihat ramai sekali orang-orang yang sedang berolah raga atau pun sekedar sarapan dan membeli sesuatu yang memang banyak sekali penjual yang berdagang ditempat ini. Pada saat lari tanpa sengaja aku menyenggol seorang wanita. Dan ternyata orang tersebut adalah salah seorang teman Shella dan Siska yang waktu itu aku lihat diRumah Sakit. Dia bersama teman-temannya yang tidak aku kenal wajah-wajahnya.
“Eh maaf gak sengaja.” Kemudian dia menoleh kearahku.Nampaknya dia juga mengenaliku.
“Eh kamu kan orang yang semalem ada dirumah sakit ya? Siapa ya aku lupa namanya..”. Tanya cewek itu.
“Namaku Rino”.
“Oh iya Rino, Rino Shaleh kan?”
“Iya benar sekali”.
“lagi ngapain kamu disini?”
“Ya lari pagi lah..”
“Emang kamu sering lari pagi kesini Rino?.”
“nggak juga sih..ini baru kesini lagi. Mumpung dirumah gak ada kerjaan jadi deh larinya kesini.”.”Ngomong-ngomong boleh aku tahu siapa namamu?”.
“Eh iya kamu belum tau namaku ya?”. “Nama ku Riska”. “Oh iya ini kenalin teman-temanku.”
Kata dia sambil mempersilahkan teman-temannya berkenalan.
Salah seorang teman Riska mengajakku berkeliling lapangan dan aku pun ikut bersama mereka. Setelah itu, aku dan Riska terpisah dari teman-temannya karena mereka ingin senam Aerobik dulu. Kita berdua melanjutkan berjalan kaki mengelilingi tempat olahraga tersebut sambil berbincang-bincang. Dari situ aku merasa nyaman sekali ngobrol sama dia. Dia beda sekali dengan teman-teman group bandnya itu. menurutku dia orang yang paling baik dan ramah diantara temannya. Gaya bicaranya pun sama seperti aku. Gak pake gw,elo, dsb...
“Ris kamu kok beda banget sih sama temen-temen kamu yang lain?”aku mengawali percakapan.
“Beda bagaimana maksudmu?”
“Iya pokoknya tuh beda. Kamu tuh lebih feminim dibanding yang lain yang agak tomboi gitu”.
“Oh gitu...aku juga tidak tahu. Emang dari dulu aku tuh seperti ini”.
Sekitar 2 putaran kami mengelilingi lapangan dan mengobrol. Ketika itu jantungku jadi meresa berdebar-debar. Bahkan aku jadi sering salah tingkah. Baru kali ini aku ketemu cewek yang begitu ramah dan anggun seperti Riska. Aku merasa ada yang aneh dengan perasaanku sendiri. Baru kali ini aku merasakan perasaan seperti ini.
Setelah kami selesai mengobrol, Riska pun pamit untuk kembali ke tempat teman-temannya semula. Tidak lupa aku meminta no HP dia supaya kita masih bisa berkomunikasi.
“Nanti kapan-kapan kita lari kesini lagi yuk?”
“Iya boleh aja sih, tapi gimana kita janjiannya?”
“Tenang aja, kan tadi aku udah minta no HP mu. Biar nanti aku  yang sms kamu dulu.”
“Oh iya ya betul. Ya sudah aku pergi dulu ya keteman-temanku. Sampe ketemu lagi Rino.”
“Iya bye bye.”
 Sepanjang perjalan pulang aku terus kepikiran sama Riska. Aku mencoba untuk menghilangkan bayangan wajahnya, tapi tetap saja aku tidak bisa.. Oh tuhan mungkin aku sedang jatuh cinta pada pandangan yang pertama. Ya Allah..kenapa sih Engkau menciptakan mahluk yang begitu indah seperti Riska? Sampai-sampai aku seakan terhipnotis oleh tatapan matanya yang Indah. Ya Allah tolonglah aku. hilangkanlah dia dari fikiranku.

ku rasa ku tlah jatuh cinta
pada pandangan yang pertama
sulit bagiku untuk bisa
berhenti mengagumi dirinya

oh tuhan tolonglah diriku
tuk membuatnya menjadi milikku
sayangku, kasihku, oh cintaku
she’s all that i need
**Run-Jatuh Cinta

Sesampainya dirumah, aku melihat ibuku sudah bangun. Disamping ibu ada adikku yang sedang menyuapi ibu sarapan pagi. Aku pun menanyakan keadaan ibu pagi ini ke adikku. Syukurlah keadaannya baik-baik saja seperti biasa. Aku masih bingung mengapa ibu belum bisa sembuh juga. Padahal sudah sering dibawa ke Psikolog teman OM ku. Tapi keadaan ibu masih begini-gini saja. Kami sengaja tidak membawa atau menitipkan ibu ke Rumah Sakit Jiwa karena kita tidak ingin ibu jauh dari kita. Jadi biarlah kita yang merawat dan memperhatikan ibu. Mungkin saja dengan hidup diantara orang-orang yang menyayanginya ibu bisa cepat pulih.
Aku pergi kekamar dan segera ku membersihkan badan dan ganti baju. Ketika aku selesai ganti baju tiba-tiba hpku bergetar. Ternyata Shella yang menghubungiku. Dia menanyakan kabarku terlebih dahulu. Setelah itu dia bilang bahwa dia sekarang sudah bisa pulang ke rumah. Dari situ aku cukup senang juga mendengarnya.
“Hallo Rino, lagi ngapain? Gimana kabar lo pagi ini?”. Tanya dia mengawali percakapan.
“Ya Alhamdulillah baik, ini aku baru aja pulang lari pagi”.
“Oh..gw ganggu gak?”.
“Ah nggak kok, aku Cuma lagi istirahat saja. Eh gimana kabarmu sekarang?”
“Ya gw sudah lumayan lebih baik, sekarang pun gw sudah ada dirumah.”
“Oh Syukurlah. Sejak kapan kamu pulang? Terus sama siapa pulangnya?”
“Baru tadi pagi, gw pulang dijemput Bokap gw. Dia pulang dari Singapure tadi pagi langsung ke Rumah Sakit jemput gw.”
“Trus ibumu sudah pulang Shel?”.
“Belum sih, tapi nyokap gw udah dikasih tau kok tentang semua ini.”
“Oh...ya sudah lebih baik kamu lebih banyak istirahat aja biar besok sudah bisa sekolah lagi”.
“Iya makasih ya Rino. Lo baik banget. semoga gw besok udah bisa sekolah lagi. Couse bete Rin dirumah gak ada temen.”
“Oke sama-sama, Met Istirahat Shella..Cepet sembuh ya...”
Besok harinya Shella sudah mulai sekolah lagi. Shella sudah bisa lagi bertemu dengan teman-temannya. Diapun tak lupa untuk menemuiku sebelum jam sekolah dimulai. Dia meminta maaf dan berterima kasih kepadaku sekali lagi. Kemudian kita membuat janji, nanti jam istirahat Shella akan menemuiku dikelas. Perasaanku jadi gak karuan, memikirkan apa saja yang akan ditanyakan Shella kepadaku nanti. Aku jadi tidak bisa konsentrasi saat jam pertama dimulai.
Jam istirahat pun tiba, saat teman-teman kelasku pergi ke kantin untuk jajan, datanglah Shella tepat pada waktunya. Diapun langsung menuju ketempat dudukku. Teman-teman kelasku begitu heran melihat cewek secantik itu datang kepadaku, seakan mereka tidak percaya Vocalis Indies Band yang mereka kenal mengobrol dengan orang yang biasa-biasa saja seperti aku. Setelah duduk disebelahku, Shella pun memulai wawancaranya.
“Sorry ya Rino, gw ganggu waktu istirahat lo.”
“Iya gak apa-apa kok Shel.”
“Wawancara ini jadi syarat terakhir lo sebelum kita nentuin  lo layak apa nggak jadi pemenang.”
 “Oh ya sudah kalau memang itu yang kalian inginkan.”
“Begini Rino, gw Cuma punya 2 pertanyaan inti sih sebenernya.”
“Pertanyaan apa?”
“Lirik lagu yang lo bikin itu asli buatan lo sendiri?, terus lirik lagu itu nyeritain tentang apa?”
“Iya itu memang karyaku sendiri tanpa ada campur tangan orang lain, dan itu menceritakan tentang cinta sejati yang tulus, dan karena cinta itu lah yang membuat orang itu bisa terus bertahan menjalani hidup yang penuh dengan derita ini.”
“wow keren banget tuh? Dapet inspirasi dari siapa Rin?, dalem banget kayaknya”.
“Iya aku dapet inspirasi dari orang yang paling berharga dalam hidupku”.
“Siapa orangnya Rin? Ada disekolah ini ya?, gw boleh tau gak?”.
“Dia gak ada disekolah ini, dan aku tidak bisa memberitahumu siapa orangnya, maaf”.
“Oh yaudah deh kalo gitu gapapa, thanks ya buat waktunya, nanti gw hubungin lo lagi”.
“Oke Shel, sama-sama”.
Sejak kejadian itu, nampaknya Shella jadi tambah penasaran sama Rino. Dan dia juga merasa kagum dengan sosok Rino.
Setelah pulang sekolah, Shella dan Indies bandnya berkumpul distudio band tempat biasa mereka latihan. Sebelum latihan mereka membicarakan mengenai hasil dari wawancara tadi pagi yang dilakukan oleh Shella.
“Gimana Shel, lo dah ketemu n ngobrol kan sama Rino?”. Tanya Siska kepada Shella.
“Ya udah tadi pas istirahat n gw udah ngewawancarain dia”.
“Trus hasilnya gimana Shel?”. Tanya Anggota band yang lain.
“Bagus, hasilnya 100% buatan dia sendiri n dia layak jadi pemenang”. Kata Shella.
Mendengar kata-kata itu, Siska merasa begitu senang. Dan anggota band yang lain pun menyetujui kata-kata Shella tadi. 
“Terus langkah kita selanjutnya bagaimana Shel?”. Tanya Lori
“Iya kita harus segera mengumumkan dan memberikan hadiah yang kita janjikan ke dia”.
“Oke kalo gitu. Kapan kita akan ngumumin pemenangnya?”. Tanya Siska.
“Besok! Kita minta bantuan lagi ke Osis buat ngumuminnya”. Jawab Shella.
Pagi hari dipapan mading sudah ditempel pengumuman mengenai pemenang lomba membuat lirik lagu Indies Band. Orang-orang yang datang langsung tertuju pada papan pengumuman. Seketika itu pula papan mading dipenuhi puluhan orang. Aku pun yang baru saja datang penasaran dengan apa yang ditulis dimading, sampai-sampai banyak sekali orang yang melihatnya. Saat ku akan dekati papan mading tersebut, ada seseorang yang memberiku ucapan selamat. Aku pun merasa heran, kenapa orang tadi memberikan ucapan selamat.
Setelah ku sampai ke papan mading dan berkesempatan melihat pengumuman tersebut, akhirnya aku tahu apa yang tertulis disitu. Aku tidak menyangka secepat ini diumumkan pemenang dari lomba tersebut. Disitu tertera bahwa aku lah yang memenangkan lomba tersebut, dan hadiah akan aku terima besok pada saat jam istirahat di ruang Osis. Alangkah gembiranya hatiku melihat namaku tertera disana. Seakan aku masih tidak mempercayainya.
Hari pun begitu cepat berlalu, jam istirahat pun telah tiba. Aku segera bergegas menuju ruang OSIS setelah bel istirahat berbunyi. Disana ku lihat ada kelima anggota band, dan beberapa anggota OSIS. Saat ku datang mataku langsung tertuju kepada Riska yang begitu aku kagumi.
“Hi A Rino silahkan duduk A”. Jawab Agus si ketua OSIS.
“Makasih gus...Hai semuanya apa kabar?”. Basa-basiku kepada semua yang ada disitu.
“Ya baik”. Jawab semuanya.
“Oke Rino, lo udah tau kan buat apa lo kesini?”. Tanya Shella.
“Iya aku tau, aku disini karena aku yang memenangkan lomba itu”. Jawabku.
“Tepat sekali, nah nanti Shella akan langsung ngasih hadiahnya disaksiin oleh OSIS”. Kata Siska “Terima kasih sebelumnya sudah memilih karya ku jadi yang terbaik.”
“Omong-omong hadiah ini buat apa Rin?”. Tanya Shella.
“Pasti buat traktir cewek lo kan?” Lori mendahului.
“Hus apaan sih lo nyeroscos aja!!” Kata Siska Jengkel dengan kelakuan temannya itu.
“Ah belum tau ini Shel. Mungkin sebagian aku berikan untuk Ibuku yang sedang sakit”.
Jawabku.
“Emang Ibu lo sakit apa Rino?”. Tanya Shella lagi.
“Maaf aku gak bisa kasih tau kamu Shel”. Jawabku.
“Oh ya sudah kalo gitu gw gak akan maksa, ini hadiah yang kita janjikan”. Kata Shella.
”Selamet ya..”. ucap semua orang disana sambil menjabat tanganku.
“Terima kasih banyak”. Jawabku.
Setelah itu hadiah ku terima dengan disaksikan dan didokumentasikan oleh OSIS. Saat menjabat tangan Riska, rasanya aku seperti melayang, tangannya begitu lembut dan wangi.
“Hei jangan lama-lama dong salamannya!” kata Shella sambil menarik tanganku.
Perasaan yang hampir sama dirasakan oleh ku saat bersalaman dengan Siska. Dia menatapku dengan tatapan yang tidak biasanya.
“Ini lagi nih biasa kali liatin Rinonya!” Kata Shella lagi.
“Sirik aja sih lo? Suka-suka gw dong...”Kata Siska gak mau kalah.
Aku dan teman-teman anggota OSIS hanya terdiam melihat pertengkaran mereka. Akupun tidak menghiraukannya karena sudah tahu kebiasaan mereka. Rusuh dimanapun mereka berada.Setelah hadiah ku terima, aku memberikan beberapa komentar atau sambutan. Setelah itu barulah berpamitan dengan semuanya untuk menuju ruang kelasku. Akan tetapi sebelum sampai kekelasku, ada seseorang dari kejauhan yang memanggilku.
“Rino tunggu sebentar”. Kata seseorang dari kejauhan. Ternyata Shella mengejarku sampai ke kelas. Ia memintaku untuk ikut latihan bersama Indies Band nanti siang. Mereka meminta pendapatku mengenai Arrancement yang cocok untuk lirik lagu yang aku buat. Aku pun menyanggupinya. Aku juga merasa senang jika aku bisa ikut latihan bersama mereka, dengan begitu aku jadi bisa bertemu dengan pujaan hatiku “Riska”.
“Rin lo bisa kan ikut kita latihan siang ini?”. Tanya Shella.
“Siang ini?hmm..ya udah kebetulan siang ini aku tidak sedang buru-buru pulang”. Jawabku.
“Bener ya Rino. Jangan sampe nggak ya, couse kehadiran lo penting banget”. Katanya.
Siang harinya aku pun ikut bersama mereka ke Studio tempat mereka berlatih musik. Aku naik mobil Siska duduk didepan, Riska dan Shella dibelakang. Sedangkan dua anggota lainya naik mobil yang berbeda. Seandainya saja tadi Siska tidak memintaku untuk duduk di depan, mungkin saat ini aku bisa duduk berdua dengan Riska dibelakang. Sambil mendengarkan musik yang dinyalakan oleh Siska, aku masih belum percaya bahwa aku bisa berada diantara orang-orang seperti mereka.
20 Menit kemudian kami pun sampai di tempat yang kami tuju. Sebelum berlatih, kami duduk didepan studio musik tersebut untuk minum yang telah disediakan oleh pengelola studio. Siska memberikanku sebotol minuman soda yang dingin. Akupun tidak menolaknya dan langsung meminum minuman tersebut. Aku masih belum sadar mengapa Siska begitu baik dan perhatian seperti itu padaku. Akan tetapi aku masih menganggapnya hal yang biasa saja. Pada saat itu, akupun sempat curi-curi pandang sama Riska. Gadis Ayu tersebut begitu sangat memikatku, hingga aku pun sering salah tingkah jika dia melihat ke arahku.
Setelah mendapatkan izin dari pengelola studio musik, kami pun masuk dan Indies band langsung menuju posisinya masing-masing sedangkan aku hanya duduk didekat Shella. Tak lupa mereka membawa lirik lagu yang ku buat dan telah mereka fotokopi. Shella pun memimpin jalannya latihan dengan begitu berwibawa layaknya seorang komandan upacara.
Mereka mulai mencoba beberapa nada dan melodi. Akupun ikut andil memberikan pendapat mengenai nada dan  melodi tersebut. Setelah terjadi beberapa percobaan akhirnya didapatkan hasil yang terbaik. Ternyata alunan nada yang mereka mainkan ternyata begitu enak didengar, atau bisa dibilang Easy Listening. Apalagi dibawakan oleh Shella dengan suara yang begitu indah dan sangat menghayati lirik lagu tersebut.
    Pada saat menyanyikan lagu yang berjudul “Dirimu yang membuatku bertahan” tersebut, Shella sesekali melihat kearahku dan melayangkan senyuman padaku. Aku jadi grogi dan perasaanku pun jadi tidak karuan. Aku hanya bisa membalas senyuman itu sesekali. Hingga akhir lagu Shella terus saja memandang ke arahku. Bibir manis itu terus saja memancarkan senyuman yang begitu menghanyutkan.
    “Gimana Rino lagunya enak gak didengernya?”. Tanya Shella kepadaku. Akupun mengangguk dan mengatakan lagu tersebut bagus sekali. Shella merasa sangat senang mendengar kata-kataku tadi. Kemudian tak lupa Siska dan yang lainya pun memuji lirik lagu yang aku buat tersebut.
“Noy lirik lagu lo tuh ternyata dalem banget setelah dinyanyiin sama Shella tadi”. Kata Siska. “gw gak kebanyang seandanya itu lagu dibuat buat gw!”. Tambahnya.
“Huh Ge er aja lo Sis, mana ada orang yang mau bikinin lirik lagu sebagus ini buat lo!”. Ledek Lori.
 “Kamu tidak boleh kayak gitu dong Lor..”. kata Riska.
“Iya sorry..sorry. gw Cuma becanda aja kok”. Kata Lori.
“Iya gak apa-apa Lor, gw juga nyadar diri..mana ada yang mau bikinin lirik lagu sama gw..hehehe”. kata Siska kemudian.
    Setelah latihan selesai, Aku dan Indies band bergegas pulang menuju rumah masing-masing. Siska sebagai pemilik dan supir mobilnya mengantar semua teman-temannya pulang terlebih dahulu. Barulah terakhir mengantarku pulang. Pertama kami mengantarkan pulang Riska. Dia tidak banyak basa-basi waktu nyampe kerumahnya. Kemudian kami mengantar Shella .Saat tiba dirumah Shella, aku terkejut melihat rumah Shella yang begitu besar dan bagus. Ia pun berpamitan pulang kepadaku dan Siska. Ia menawarkan kami untuk mampir sejenak. Akan tetapi aku menolaknya karena hari sudah sore. Saat itu kira-kira sudah jam 4 sore.
“Makasih ya Sis.. udah nganter gw pulang”. Kata Shella ketika turun dari mobil.
“Dah Rino, sampe ketemu lagi ya besok..hati-hati dijalan”. Kata Shella padaku.
”Huh...genit amat sih lo sama Rino?”. Kata Siska.
“Yeh...gak apa-apa dong. Iya kan Rino?”. Tanya Shella padaku. Aku pun mengangguk menyetujuinya.
“Udah ini lo langsung pulang ya Rino..jangan kemana-mana dulu!”. Kata Shella.  
“Sok perhatian lagi lo!...boong Rino jangan didengerin kata-kata dia!”. Kata Siska.
“Iyeh...sirik aja lagi lo!”. Kata Shella.
“Dah Rino...bye bye...”. kata Shella padaku sambil melambaikan tangannya.
    Setelah itu Siska pun mengantarku pulang. Akan tetapi aku memintanya untuk berhenti sejenak di mesjid pinggir jalan yang kami temui. Aku pun meminta Siska untuk menungguku sejenak di sekitar mesjid.
“Rajin juga ya lo sholatnya?”
“Ah nggak biasa aja..omong-omong lo gak sholat juga?”
“Ehm.....gw lagi “M” Noy”
“OH...lagi males ya maksud mu?”
“he he he tau aja lagi lo Noy!”.
“Sholat dulu gih sana jangan males gitu..dosa lo gak sholat!”
“Yaudah deh lo tungguin gw sebentar ya?, gw sholat dulu sebentar”
    Akupun menunggu Siska yang sholat Ashar sekitar 5 menit. Setelah selesai dia langsung menuju kepadaku dan mengajakku pulang. Aku pun memuji Siska agar dia terus menjalankan kewajibannya tersebut.
“Tuh kan kalo udah sholat wajahmu jadi terlihat cantik”
“Bisa aja lo Kinoy, Emang biasanya gw gak cantik apa?”
“Bukan begitu maksudku...maksudnya kamu terlihat lebih cantik dan bercahaya sehabis sholat tadi”
“Oh gitu ya..bisa aja lo Rin nge-les nya..kirain gw lo tuh orangnya pendiem banget tapi ternyata lo orangnya asik juga ya?”
“Ya memang aslinya aku begini. Gak ada yang aku buat-buat. ”
    Sampailah aku dirumah sekitar pukul setengah 6 sore. Akupun turun dari mobil dan berpamitan dengan mengucapkan terima kasih kepada Siska karena sudah mengantarku pulang. Siska pun langsung bergegas pulang.
    Sejak itu, Aku dan Indies Band pun jadi sering bertemu dan berkomunikasi. Dari pertemuan tersebut mulailah tumbuh perasaan-perasaan cinta diantara Shella,Siska, Riska, dan Aku.
-Bersambung-
Title: Cinta Itu Rumit, Gak Bisa Ditebak "Misteri Cinta"; Written by Unknown; Rating: 5 dari 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar