Kamis, 07 November 2013

Cinta Itu Rumit, Gak Bisa Ditebak "Misteri Cinta"

Cinta Itu Rumit, Gak Bisa Ditebak
"Misteri Cinta" by Deva Ardiansyah
Cerita Sebelumnya Click Here!
Kudapati tubuhku yang masih lemas sudah harus bergerak. Pukul 5 pagi aku dibangunkan oleh kakak untuk sholat subuh. Abis itu aku membereskan kamar dan mencuci bajuku sendiri. Setelah selesai mencuci dan menjemurnya. Aku ingin lari pagi dulu sejenak. Kebetulan hari ini adalah hari minggu, aku memutuskan untuk lari pagi agak jauh dari rumah. Pergi lah aku ke suatu tempat yang biasa digunakan untuk olahraga pagi oleh masyarakat Bogor dan sekitarnya. Sudah lama juga sih aku tidak ketempat ini untuk lari pagi. Terakhir kali aku kesini sekitar 2 tahun yang lalu. Biasanya sih aku cuma lari pagi disekitar rumah saja kurang lebih 15 menit. Entah kenapa kok hari ini kepingin sekali lari pagi kesana.
Sampai lah aku ditempat yang berjarak sekitar 2 Km. dari rumah. Disana sudah terlihat ramai sekali orang-orang yang sedang berolah raga atau pun sekedar sarapan dan membeli sesuatu yang memang banyak sekali penjual yang berdagang ditempat ini. Pada saat lari tanpa sengaja aku menyenggol seorang wanita. Dan ternyata orang tersebut adalah salah seorang teman Shella dan Siska yang waktu itu aku lihat diRumah Sakit. Dia bersama teman-temannya yang tidak aku kenal wajah-wajahnya.
“Eh maaf gak sengaja.” Kemudian dia menoleh kearahku.Nampaknya dia juga mengenaliku.
“Eh kamu kan orang yang semalem ada dirumah sakit ya? Siapa ya aku lupa namanya..”. Tanya cewek itu.
“Namaku Rino”.
“Oh iya Rino, Rino Shaleh kan?”
“Iya benar sekali”.
“lagi ngapain kamu disini?”
“Ya lari pagi lah..”
“Emang kamu sering lari pagi kesini Rino?.”
“nggak juga sih..ini baru kesini lagi. Mumpung dirumah gak ada kerjaan jadi deh larinya kesini.”.”Ngomong-ngomong boleh aku tahu siapa namamu?”.
“Eh iya kamu belum tau namaku ya?”. “Nama ku Riska”. “Oh iya ini kenalin teman-temanku.”
Kata dia sambil mempersilahkan teman-temannya berkenalan.
Salah seorang teman Riska mengajakku berkeliling lapangan dan aku pun ikut bersama mereka. Setelah itu, aku dan Riska terpisah dari teman-temannya karena mereka ingin senam Aerobik dulu. Kita berdua melanjutkan berjalan kaki mengelilingi tempat olahraga tersebut sambil berbincang-bincang. Dari situ aku merasa nyaman sekali ngobrol sama dia. Dia beda sekali dengan teman-teman group bandnya itu. menurutku dia orang yang paling baik dan ramah diantara temannya. Gaya bicaranya pun sama seperti aku. Gak pake gw,elo, dsb...
“Ris kamu kok beda banget sih sama temen-temen kamu yang lain?”aku mengawali percakapan.
“Beda bagaimana maksudmu?”
“Iya pokoknya tuh beda. Kamu tuh lebih feminim dibanding yang lain yang agak tomboi gitu”.
“Oh gitu...aku juga tidak tahu. Emang dari dulu aku tuh seperti ini”.
Sekitar 2 putaran kami mengelilingi lapangan dan mengobrol. Ketika itu jantungku jadi meresa berdebar-debar. Bahkan aku jadi sering salah tingkah. Baru kali ini aku ketemu cewek yang begitu ramah dan anggun seperti Riska. Aku merasa ada yang aneh dengan perasaanku sendiri. Baru kali ini aku merasakan perasaan seperti ini.
Setelah kami selesai mengobrol, Riska pun pamit untuk kembali ke tempat teman-temannya semula. Tidak lupa aku meminta no HP dia supaya kita masih bisa berkomunikasi.
“Nanti kapan-kapan kita lari kesini lagi yuk?”
“Iya boleh aja sih, tapi gimana kita janjiannya?”
“Tenang aja, kan tadi aku udah minta no HP mu. Biar nanti aku  yang sms kamu dulu.”
“Oh iya ya betul. Ya sudah aku pergi dulu ya keteman-temanku. Sampe ketemu lagi Rino.”
“Iya bye bye.”
 Sepanjang perjalan pulang aku terus kepikiran sama Riska. Aku mencoba untuk menghilangkan bayangan wajahnya, tapi tetap saja aku tidak bisa.. Oh tuhan mungkin aku sedang jatuh cinta pada pandangan yang pertama. Ya Allah..kenapa sih Engkau menciptakan mahluk yang begitu indah seperti Riska? Sampai-sampai aku seakan terhipnotis oleh tatapan matanya yang Indah. Ya Allah tolonglah aku. hilangkanlah dia dari fikiranku.

ku rasa ku tlah jatuh cinta
pada pandangan yang pertama
sulit bagiku untuk bisa
berhenti mengagumi dirinya

oh tuhan tolonglah diriku
tuk membuatnya menjadi milikku
sayangku, kasihku, oh cintaku
she’s all that i need
**Run-Jatuh Cinta

Sesampainya dirumah, aku melihat ibuku sudah bangun. Disamping ibu ada adikku yang sedang menyuapi ibu sarapan pagi. Aku pun menanyakan keadaan ibu pagi ini ke adikku. Syukurlah keadaannya baik-baik saja seperti biasa. Aku masih bingung mengapa ibu belum bisa sembuh juga. Padahal sudah sering dibawa ke Psikolog teman OM ku. Tapi keadaan ibu masih begini-gini saja. Kami sengaja tidak membawa atau menitipkan ibu ke Rumah Sakit Jiwa karena kita tidak ingin ibu jauh dari kita. Jadi biarlah kita yang merawat dan memperhatikan ibu. Mungkin saja dengan hidup diantara orang-orang yang menyayanginya ibu bisa cepat pulih.
Aku pergi kekamar dan segera ku membersihkan badan dan ganti baju. Ketika aku selesai ganti baju tiba-tiba hpku bergetar. Ternyata Shella yang menghubungiku. Dia menanyakan kabarku terlebih dahulu. Setelah itu dia bilang bahwa dia sekarang sudah bisa pulang ke rumah. Dari situ aku cukup senang juga mendengarnya.
“Hallo Rino, lagi ngapain? Gimana kabar lo pagi ini?”. Tanya dia mengawali percakapan.
“Ya Alhamdulillah baik, ini aku baru aja pulang lari pagi”.
“Oh..gw ganggu gak?”.
“Ah nggak kok, aku Cuma lagi istirahat saja. Eh gimana kabarmu sekarang?”
“Ya gw sudah lumayan lebih baik, sekarang pun gw sudah ada dirumah.”
“Oh Syukurlah. Sejak kapan kamu pulang? Terus sama siapa pulangnya?”
“Baru tadi pagi, gw pulang dijemput Bokap gw. Dia pulang dari Singapure tadi pagi langsung ke Rumah Sakit jemput gw.”
“Trus ibumu sudah pulang Shel?”.
“Belum sih, tapi nyokap gw udah dikasih tau kok tentang semua ini.”
“Oh...ya sudah lebih baik kamu lebih banyak istirahat aja biar besok sudah bisa sekolah lagi”.
“Iya makasih ya Rino. Lo baik banget. semoga gw besok udah bisa sekolah lagi. Couse bete Rin dirumah gak ada temen.”
“Oke sama-sama, Met Istirahat Shella..Cepet sembuh ya...”
Besok harinya Shella sudah mulai sekolah lagi. Shella sudah bisa lagi bertemu dengan teman-temannya. Diapun tak lupa untuk menemuiku sebelum jam sekolah dimulai. Dia meminta maaf dan berterima kasih kepadaku sekali lagi. Kemudian kita membuat janji, nanti jam istirahat Shella akan menemuiku dikelas. Perasaanku jadi gak karuan, memikirkan apa saja yang akan ditanyakan Shella kepadaku nanti. Aku jadi tidak bisa konsentrasi saat jam pertama dimulai.
Jam istirahat pun tiba, saat teman-teman kelasku pergi ke kantin untuk jajan, datanglah Shella tepat pada waktunya. Diapun langsung menuju ketempat dudukku. Teman-teman kelasku begitu heran melihat cewek secantik itu datang kepadaku, seakan mereka tidak percaya Vocalis Indies Band yang mereka kenal mengobrol dengan orang yang biasa-biasa saja seperti aku. Setelah duduk disebelahku, Shella pun memulai wawancaranya.
“Sorry ya Rino, gw ganggu waktu istirahat lo.”
“Iya gak apa-apa kok Shel.”
“Wawancara ini jadi syarat terakhir lo sebelum kita nentuin  lo layak apa nggak jadi pemenang.”
 “Oh ya sudah kalau memang itu yang kalian inginkan.”
“Begini Rino, gw Cuma punya 2 pertanyaan inti sih sebenernya.”
“Pertanyaan apa?”
“Lirik lagu yang lo bikin itu asli buatan lo sendiri?, terus lirik lagu itu nyeritain tentang apa?”
“Iya itu memang karyaku sendiri tanpa ada campur tangan orang lain, dan itu menceritakan tentang cinta sejati yang tulus, dan karena cinta itu lah yang membuat orang itu bisa terus bertahan menjalani hidup yang penuh dengan derita ini.”
“wow keren banget tuh? Dapet inspirasi dari siapa Rin?, dalem banget kayaknya”.
“Iya aku dapet inspirasi dari orang yang paling berharga dalam hidupku”.
“Siapa orangnya Rin? Ada disekolah ini ya?, gw boleh tau gak?”.
“Dia gak ada disekolah ini, dan aku tidak bisa memberitahumu siapa orangnya, maaf”.
“Oh yaudah deh kalo gitu gapapa, thanks ya buat waktunya, nanti gw hubungin lo lagi”.
“Oke Shel, sama-sama”.
Sejak kejadian itu, nampaknya Shella jadi tambah penasaran sama Rino. Dan dia juga merasa kagum dengan sosok Rino.
Setelah pulang sekolah, Shella dan Indies bandnya berkumpul distudio band tempat biasa mereka latihan. Sebelum latihan mereka membicarakan mengenai hasil dari wawancara tadi pagi yang dilakukan oleh Shella.
“Gimana Shel, lo dah ketemu n ngobrol kan sama Rino?”. Tanya Siska kepada Shella.
“Ya udah tadi pas istirahat n gw udah ngewawancarain dia”.
“Trus hasilnya gimana Shel?”. Tanya Anggota band yang lain.
“Bagus, hasilnya 100% buatan dia sendiri n dia layak jadi pemenang”. Kata Shella.
Mendengar kata-kata itu, Siska merasa begitu senang. Dan anggota band yang lain pun menyetujui kata-kata Shella tadi. 
“Terus langkah kita selanjutnya bagaimana Shel?”. Tanya Lori
“Iya kita harus segera mengumumkan dan memberikan hadiah yang kita janjikan ke dia”.
“Oke kalo gitu. Kapan kita akan ngumumin pemenangnya?”. Tanya Siska.
“Besok! Kita minta bantuan lagi ke Osis buat ngumuminnya”. Jawab Shella.
Pagi hari dipapan mading sudah ditempel pengumuman mengenai pemenang lomba membuat lirik lagu Indies Band. Orang-orang yang datang langsung tertuju pada papan pengumuman. Seketika itu pula papan mading dipenuhi puluhan orang. Aku pun yang baru saja datang penasaran dengan apa yang ditulis dimading, sampai-sampai banyak sekali orang yang melihatnya. Saat ku akan dekati papan mading tersebut, ada seseorang yang memberiku ucapan selamat. Aku pun merasa heran, kenapa orang tadi memberikan ucapan selamat.
Setelah ku sampai ke papan mading dan berkesempatan melihat pengumuman tersebut, akhirnya aku tahu apa yang tertulis disitu. Aku tidak menyangka secepat ini diumumkan pemenang dari lomba tersebut. Disitu tertera bahwa aku lah yang memenangkan lomba tersebut, dan hadiah akan aku terima besok pada saat jam istirahat di ruang Osis. Alangkah gembiranya hatiku melihat namaku tertera disana. Seakan aku masih tidak mempercayainya.
Hari pun begitu cepat berlalu, jam istirahat pun telah tiba. Aku segera bergegas menuju ruang OSIS setelah bel istirahat berbunyi. Disana ku lihat ada kelima anggota band, dan beberapa anggota OSIS. Saat ku datang mataku langsung tertuju kepada Riska yang begitu aku kagumi.
“Hi A Rino silahkan duduk A”. Jawab Agus si ketua OSIS.
“Makasih gus...Hai semuanya apa kabar?”. Basa-basiku kepada semua yang ada disitu.
“Ya baik”. Jawab semuanya.
“Oke Rino, lo udah tau kan buat apa lo kesini?”. Tanya Shella.
“Iya aku tau, aku disini karena aku yang memenangkan lomba itu”. Jawabku.
“Tepat sekali, nah nanti Shella akan langsung ngasih hadiahnya disaksiin oleh OSIS”. Kata Siska “Terima kasih sebelumnya sudah memilih karya ku jadi yang terbaik.”
“Omong-omong hadiah ini buat apa Rin?”. Tanya Shella.
“Pasti buat traktir cewek lo kan?” Lori mendahului.
“Hus apaan sih lo nyeroscos aja!!” Kata Siska Jengkel dengan kelakuan temannya itu.
“Ah belum tau ini Shel. Mungkin sebagian aku berikan untuk Ibuku yang sedang sakit”.
Jawabku.
“Emang Ibu lo sakit apa Rino?”. Tanya Shella lagi.
“Maaf aku gak bisa kasih tau kamu Shel”. Jawabku.
“Oh ya sudah kalo gitu gw gak akan maksa, ini hadiah yang kita janjikan”. Kata Shella.
”Selamet ya..”. ucap semua orang disana sambil menjabat tanganku.
“Terima kasih banyak”. Jawabku.
Setelah itu hadiah ku terima dengan disaksikan dan didokumentasikan oleh OSIS. Saat menjabat tangan Riska, rasanya aku seperti melayang, tangannya begitu lembut dan wangi.
“Hei jangan lama-lama dong salamannya!” kata Shella sambil menarik tanganku.
Perasaan yang hampir sama dirasakan oleh ku saat bersalaman dengan Siska. Dia menatapku dengan tatapan yang tidak biasanya.
“Ini lagi nih biasa kali liatin Rinonya!” Kata Shella lagi.
“Sirik aja sih lo? Suka-suka gw dong...”Kata Siska gak mau kalah.
Aku dan teman-teman anggota OSIS hanya terdiam melihat pertengkaran mereka. Akupun tidak menghiraukannya karena sudah tahu kebiasaan mereka. Rusuh dimanapun mereka berada.Setelah hadiah ku terima, aku memberikan beberapa komentar atau sambutan. Setelah itu barulah berpamitan dengan semuanya untuk menuju ruang kelasku. Akan tetapi sebelum sampai kekelasku, ada seseorang dari kejauhan yang memanggilku.
“Rino tunggu sebentar”. Kata seseorang dari kejauhan. Ternyata Shella mengejarku sampai ke kelas. Ia memintaku untuk ikut latihan bersama Indies Band nanti siang. Mereka meminta pendapatku mengenai Arrancement yang cocok untuk lirik lagu yang aku buat. Aku pun menyanggupinya. Aku juga merasa senang jika aku bisa ikut latihan bersama mereka, dengan begitu aku jadi bisa bertemu dengan pujaan hatiku “Riska”.
“Rin lo bisa kan ikut kita latihan siang ini?”. Tanya Shella.
“Siang ini?hmm..ya udah kebetulan siang ini aku tidak sedang buru-buru pulang”. Jawabku.
“Bener ya Rino. Jangan sampe nggak ya, couse kehadiran lo penting banget”. Katanya.
Siang harinya aku pun ikut bersama mereka ke Studio tempat mereka berlatih musik. Aku naik mobil Siska duduk didepan, Riska dan Shella dibelakang. Sedangkan dua anggota lainya naik mobil yang berbeda. Seandainya saja tadi Siska tidak memintaku untuk duduk di depan, mungkin saat ini aku bisa duduk berdua dengan Riska dibelakang. Sambil mendengarkan musik yang dinyalakan oleh Siska, aku masih belum percaya bahwa aku bisa berada diantara orang-orang seperti mereka.
20 Menit kemudian kami pun sampai di tempat yang kami tuju. Sebelum berlatih, kami duduk didepan studio musik tersebut untuk minum yang telah disediakan oleh pengelola studio. Siska memberikanku sebotol minuman soda yang dingin. Akupun tidak menolaknya dan langsung meminum minuman tersebut. Aku masih belum sadar mengapa Siska begitu baik dan perhatian seperti itu padaku. Akan tetapi aku masih menganggapnya hal yang biasa saja. Pada saat itu, akupun sempat curi-curi pandang sama Riska. Gadis Ayu tersebut begitu sangat memikatku, hingga aku pun sering salah tingkah jika dia melihat ke arahku.
Setelah mendapatkan izin dari pengelola studio musik, kami pun masuk dan Indies band langsung menuju posisinya masing-masing sedangkan aku hanya duduk didekat Shella. Tak lupa mereka membawa lirik lagu yang ku buat dan telah mereka fotokopi. Shella pun memimpin jalannya latihan dengan begitu berwibawa layaknya seorang komandan upacara.
Mereka mulai mencoba beberapa nada dan melodi. Akupun ikut andil memberikan pendapat mengenai nada dan  melodi tersebut. Setelah terjadi beberapa percobaan akhirnya didapatkan hasil yang terbaik. Ternyata alunan nada yang mereka mainkan ternyata begitu enak didengar, atau bisa dibilang Easy Listening. Apalagi dibawakan oleh Shella dengan suara yang begitu indah dan sangat menghayati lirik lagu tersebut.
    Pada saat menyanyikan lagu yang berjudul “Dirimu yang membuatku bertahan” tersebut, Shella sesekali melihat kearahku dan melayangkan senyuman padaku. Aku jadi grogi dan perasaanku pun jadi tidak karuan. Aku hanya bisa membalas senyuman itu sesekali. Hingga akhir lagu Shella terus saja memandang ke arahku. Bibir manis itu terus saja memancarkan senyuman yang begitu menghanyutkan.
    “Gimana Rino lagunya enak gak didengernya?”. Tanya Shella kepadaku. Akupun mengangguk dan mengatakan lagu tersebut bagus sekali. Shella merasa sangat senang mendengar kata-kataku tadi. Kemudian tak lupa Siska dan yang lainya pun memuji lirik lagu yang aku buat tersebut.
“Noy lirik lagu lo tuh ternyata dalem banget setelah dinyanyiin sama Shella tadi”. Kata Siska. “gw gak kebanyang seandanya itu lagu dibuat buat gw!”. Tambahnya.
“Huh Ge er aja lo Sis, mana ada orang yang mau bikinin lirik lagu sebagus ini buat lo!”. Ledek Lori.
 “Kamu tidak boleh kayak gitu dong Lor..”. kata Riska.
“Iya sorry..sorry. gw Cuma becanda aja kok”. Kata Lori.
“Iya gak apa-apa Lor, gw juga nyadar diri..mana ada yang mau bikinin lirik lagu sama gw..hehehe”. kata Siska kemudian.
    Setelah latihan selesai, Aku dan Indies band bergegas pulang menuju rumah masing-masing. Siska sebagai pemilik dan supir mobilnya mengantar semua teman-temannya pulang terlebih dahulu. Barulah terakhir mengantarku pulang. Pertama kami mengantarkan pulang Riska. Dia tidak banyak basa-basi waktu nyampe kerumahnya. Kemudian kami mengantar Shella .Saat tiba dirumah Shella, aku terkejut melihat rumah Shella yang begitu besar dan bagus. Ia pun berpamitan pulang kepadaku dan Siska. Ia menawarkan kami untuk mampir sejenak. Akan tetapi aku menolaknya karena hari sudah sore. Saat itu kira-kira sudah jam 4 sore.
“Makasih ya Sis.. udah nganter gw pulang”. Kata Shella ketika turun dari mobil.
“Dah Rino, sampe ketemu lagi ya besok..hati-hati dijalan”. Kata Shella padaku.
”Huh...genit amat sih lo sama Rino?”. Kata Siska.
“Yeh...gak apa-apa dong. Iya kan Rino?”. Tanya Shella padaku. Aku pun mengangguk menyetujuinya.
“Udah ini lo langsung pulang ya Rino..jangan kemana-mana dulu!”. Kata Shella.  
“Sok perhatian lagi lo!...boong Rino jangan didengerin kata-kata dia!”. Kata Siska.
“Iyeh...sirik aja lagi lo!”. Kata Shella.
“Dah Rino...bye bye...”. kata Shella padaku sambil melambaikan tangannya.
    Setelah itu Siska pun mengantarku pulang. Akan tetapi aku memintanya untuk berhenti sejenak di mesjid pinggir jalan yang kami temui. Aku pun meminta Siska untuk menungguku sejenak di sekitar mesjid.
“Rajin juga ya lo sholatnya?”
“Ah nggak biasa aja..omong-omong lo gak sholat juga?”
“Ehm.....gw lagi “M” Noy”
“OH...lagi males ya maksud mu?”
“he he he tau aja lagi lo Noy!”.
“Sholat dulu gih sana jangan males gitu..dosa lo gak sholat!”
“Yaudah deh lo tungguin gw sebentar ya?, gw sholat dulu sebentar”
    Akupun menunggu Siska yang sholat Ashar sekitar 5 menit. Setelah selesai dia langsung menuju kepadaku dan mengajakku pulang. Aku pun memuji Siska agar dia terus menjalankan kewajibannya tersebut.
“Tuh kan kalo udah sholat wajahmu jadi terlihat cantik”
“Bisa aja lo Kinoy, Emang biasanya gw gak cantik apa?”
“Bukan begitu maksudku...maksudnya kamu terlihat lebih cantik dan bercahaya sehabis sholat tadi”
“Oh gitu ya..bisa aja lo Rin nge-les nya..kirain gw lo tuh orangnya pendiem banget tapi ternyata lo orangnya asik juga ya?”
“Ya memang aslinya aku begini. Gak ada yang aku buat-buat. ”
    Sampailah aku dirumah sekitar pukul setengah 6 sore. Akupun turun dari mobil dan berpamitan dengan mengucapkan terima kasih kepada Siska karena sudah mengantarku pulang. Siska pun langsung bergegas pulang.
    Sejak itu, Aku dan Indies Band pun jadi sering bertemu dan berkomunikasi. Dari pertemuan tersebut mulailah tumbuh perasaan-perasaan cinta diantara Shella,Siska, Riska, dan Aku.
-Bersambung-
Read more ...
Selasa, 05 November 2013

"Kampus Sejuta Ummat"

Catatan Mahasiswa Brekele...
"Kampus Sejuta Ummat"
Oleh Deva Ardiansyah.

1 tahun menganggur rasanya capek juga. Ngelamar kesana-kesini gak ada yang nyangkut. Gw gak tau juga faktor apa yang bikin gw gak bisa dapet-dapet kerja juga. Gw lulus SMA tahun 2004. Abis itu gw lanjut kuliah di Bogor EduCARE. 1 Tahun lebih gw kuliah disitu. Dengan perjuangan yang setengah mampus. Gw akhirnya bisa juga lulus dari BEC. Ya walaupun IPK masih dibawah 3. Soalnya untuk nyampe IP 3,0 dikampus itu lumayan susah. Udah bisa lulus aja gw udah bersyukur.
Gw lulus dari BEC (Bogor EduCARE) tahun 2005. Nah, selama tahun 2005 sampe 2006 gw gak dapet kerja. Pernah ikut test disana-sini. Gak ada yang nyangkut juga. Gw sempet pasrah dengan keadaan yang kayak gitu. Hingga akhirnya gw putusin kuliah lagi.

Keputusan buat kuliah lagi memang keputusan yang gak pernah dipikirin sebelumnya. Tadinya gw Cuma fokus buat gawe, gawe dan gawe. Temen-temen gw sebagian besar udah pada gawe semua. Tinggallah gw dan beberapa orang yang masih nganggur.
Kuliah di UNINDRA pun gak sengaja. Awalnya gw cuma nemenin temen gw si akbar ke kampusnya. “Udah lo ikut aja dev ke kampus gw, gak bakalan ketahuan kok lo mahasiswa situ apa bukan. Percaya deh ama gw”.

Tanpa banyak bicara. Gw ikut sama dia kekampus UNINDRA. Kampusnya dikawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Untuk nyampe kekampus itu, gw harus naek kereta listrik (KRL) jurusan Jabodetabek. Abis naek kereta and turun di Stasiun Tanjung Barat. Gw harus naik angkot lagi sekali.

Dasar brekele, naek kereta gak beli karcis. Cuma modal nekat aja gw. Maklumlah penjagaan distasiun gak se ketat sekarang. Pas lewat pintu masuk stasiun, gw dengan nyantainya bilang ke petugas pintu “Abu pak”. Mungkin karena tampang gw tampang orang bae, si penjaga pintu itu percaya aja kalo gw punya kartu Abudemen. *padahal mah gw bilang abu tuh maksudnya Abu gosok wkwkwkwk..

Kebetulan pas waktu itu bukan jam orang-orang pada pergi ke kantor, ya sekitar jam 9-an. Jadi kereta gak penuh, bahkan bisa duduk. Sebelum kereta berangkat, datanglah seorang kondektur memeriksa karcis. Wah dag dig dug gw. Kata temen gw “udah nyantai aja gak usah keringetan gitu kali?. Bilang aja abu lagi. Trus kalo di minta bukti. Yaudah lo kasih aja duit 2 ribu. Kelar kok urusan. Percaya deh ama gw. Gw udah sering liat orang-orang kayak gitu”. * wah contoh gak bae diikut nih, ternyata benar sogok menyogok itu terjadi dimana saja di negara ini. Untunglah kondektur itu gak minta bukti kartu abudemennya. Alhasil, lolos lah gw untuk kedua kalinya.

Stasiun Tanjung Barat ditempuh kereta ekonomi sekitar 45 menit. Cepet juga ya? Gw sangat menikmati suasana ini. Digerbong kereta ditemani alunan musik dari musisi jalanan, pedangan asongan, tangisan anak kecil yang gak dibeliin maenan sama emaknya, pengemis yang gak keitung yang naek turun disetiap stasiun. Sungguh pemandangan yang jarang gw liat.
Akhirnya di stasiun Tanjung Barat gw turun. Sebelum turun gw udah harus ready di pintu keluar 1 stasiun sebelum gw turun. Kata temen gw biar gak ribet and gak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Soalnya kereta berenti di stasiun tanjung barat gak nyampe 1 menit. Jadi kudu buru-buru kalo mau naik maupun turun. Oh begitu toh? Gw jadi punya banyak ilmu nih tentang perkereta apian indonesia. * apaan sih lebai banget!

Perjalanan dilanjutkan dengan menaiki kendaraan sejenis angkot jurusan Depok – TMII. * gile coy jauh bener ya trayeknya?. 10 menit kemudian, gw udah sampe di kampus UNINDRA. “mana kampusnya nih? Kok gak keliatan?”. Ternyata gedung kampusnya ada didalam gang yang Cuma cukup buat 1 mobil doang. Itupun mobil yang masuk biasanya mobil kampus atau mobil Rektor doang.

Lumayan gede juga nih kampusnya dengan 4 lantai n ada yang pe 6 lantai. Jumlah Mahasiwanya kata temen gw bisa nyampe Ribuan. “Segini itu baru anak-anak Reguler Pagi, Belum lagi kalo ditambah anak Reguler sore. Beh tambah padet ni kampus. Sekelas aja bisa sampe 40 Orang lebih. Nah kalo hari minggu nih, kelas ekstensi yang isinya Ibu-ibu sama bapak-bapak. Suasananya coy rame banget. Udah kayak pasar nih kampus. Apalagi ibu-ibunya kalo udah pada ngobrol. Rame nya lebih-lebih dari pada pasar. Makanya banyak yang bilang nih kampus “kampus sejuta umat”. Secara, penghuninya banyak banget, abis murah sih..Logo kampus ini”Kuliah Kenapa Harus mahal?”* Kayak logo produk apa aja, hehehe.

Pas nyampe situ kira-kira udah mau masuk zuhur. Gw ma temen gw nongkrong-nongkrong dulu di lobi sambil nunggu waktu zuhur datang. Sayangnya dikampus segede ini, musholanya imut-imut banget. Paling Cuma cukup 2 shaff buat cowok,2 shaff buat cewek.  itupun 1 shaff nya Cuma bisa nampung paling 10 orang. *Sungguh Ironis.  Kata temen gw, “masih mending ada mushola dev, kampus ini emang sempit jadi buat mushola juga kecil. Biasanya kalo anak-anak sini mau jum’atan, sebagian ada yang dimesjid seberang kampus, ada yang di SMP, ada juga yang di sebelah sono”. Kata dia sambil nunjuk.

Gw ma temen gw, sholat bergantian. Gw dulu yang sholat, baru dia. Pas gw nungguin dia, gw iseng-iseng ngobrol sama cewek sebelah gw. Namanya dwi, anak Semester awal jurusan Pendidikan Matematika. Anaknya imut-imut, putih, manis. Jadi ngingetin sama seseorang. Setelah temen gw beres sholat, makin nyambunglah obrolan kita. Apalagi ada temennya dwi juga yang dateng, namanya Rinda.

Obrolan kita berhenti karena Dwi and Rinda harus masuk kelas. Akbar juga harus masuk kelas. “Dev lo tunggu gw ya dilobi. Gak lama kok paling Cuma sejam. *wah sejam bakalan kerasa lama nih. Menunggu kan pekerjaan yang paling membosankan.
Dari pada gw bengong sendiri, kayak ayam kesambet. Gw jalan-jalan aja, naek turun, keliling-keliling kampus gak ada kerjaan. 30 menit gw jalan-jalan gak jelas. Gw ngeliat beberapa unit komputer nganggur di lobi. Gw iseng-iseng liat itu komputer. Pas gw liat-liat ternyata itu komputer Informasi Akademik. Gw liat-liat Jurusan dari tiap tiap Fakultas. Disana Ada 2 Fakultas, yang pertama Fakultas Ilmu Pendidikan Pengetahuan Sosisal (FIPPS), yang kedua Fakultas Teknik Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FTMIPA). Di FTMIPA gw liat ada jurusan Teknik Informatika. Wah boleh juga nih.

Setelah ketemu temen gw, gw banyak tanya-tanya sama dia tentang kampus ini. Dia bilang kebeneran bulan depan udah mulai pendaftaran mahasiswa baru. “lo ambil aja brosurnya disitu tuh...”sambil nunjuk tempat pendaftaran mahasiswa baru. “Ntar kalo lo minat mau masuk sini, lo kasih tau gw aja. Biar gw ambilin formulirnya.

Setelah kasih tau info kampus itu ke ortu, Alhamdulillah gw dapet izin and kebetulan biayanya ada. Daftar gw dikampus itu. sebelum gw resmi jadi mahasiswa itu, gw maen lagi ke kampus sama kakaknya si akbar namanya ikam. Dia tuh kuliah sore, jurusan arsitek. Kali ini gw udah mulai terbiasa naek kereta and udah kayak mahasiswa beneran dikampus itu.

Gw diajak ikam masuk kekelas dia pas mata kuliah Statistik. Dengan PD nya gw masuk bareng ikam and satu temennya namanya si ambon. Duduk di kursi paling depan sama mereka berdua. Pas lagi masuk materi, si dosen itu ngeliatin gw. Dia ngerasa gak punya mahasiswa kelas ini yang mukanya kayak gw. Trus dia negur. “Kamu bukan anak kelas ini ya?”. Dengan santainya gw jawab. “Iya pak, saya mahasiswa baru Jurursan IT”. Terus si dosennya itu Cuma bilang. “OH....”.*kirain gw bakalan diusir.

Gw pikir, mahasiswa jurusan teknik arsitektur itu orangnya pinter-pinter. Ternyata nggak untuk urusan itung-menghitung di statistik. Mereka Cuma jago gambar, sama ngedisain. Malah ada gak jago sama sekali. Alias kuliah Cuma buat ngambil gelarnya aja. Secara mereka semuakan rata-rata udah pada gawe. Kuliah biar dapet ijazah buat ngembangin karier mereka.

Read more ...
Minggu, 03 November 2013

Cinta Itu Rumit, Gak Bisa Ditebak "Cinta Butuh Pengorbanan"

Novel : Cinta Itu Rumit Gak Bisa Ditebak
By: Deva Ardiansyah
Cerita sebelumnya...Click Here!
"Cinta Butuh Pengorbanan"

Aku sampai rumah sekitar jam 9 malam. Saat itu ibu sedang menikmati acara televisi kesukaannya. Aku pun masuk dengan sedikit mengendap-endap layaknya seorang maling. Tiba-tiba dari arah dapur terdengar suara kakak. Sepertinya dia sedang bertengkar dengan kekasihnya lewat telphone. Memang sih kakak dan kekasihnya itu sering sekali berantem dan sempet putus nyambung. Itu mungkin dikarenakan kesibukan kakak yang kuliah sambil kerja, sehingga untuk bertemu dengan kekasihnya itu agak jarang. Itulah yang membuat kekasih kakak merasa tidak diperhatikan. Mereka sudah berhubungan cukup lama yaitu 9 tahun sejak mereka kelas 1 SMA. Walaupun mereka sering bertengkar dan sudah pernah putus nyambung tapi mereka masih tetap menjalin hubungan. Aku fikir mungkin itu yang namanya cinta sejati. Ada marah tapi ada juga rindu diantara keduanya. Dan mungkin juga itu adalah bumbu penyedap dalam menjalin cinta.
“Dari mana saja kamu dek? Kok jam segini baru pulang?”. Tanya kakak.
“Em..ini kak tadi aku nolongin temen aku dulu yang kecelakaan.” Jawabku.
“Sudah makan belum kamu?”
“Belum kak tadi aku belum sempet”
“Ya sudah mandi dulu sana terus ganti baju. Nanti kakak buatin kamu Mie.”
“Baik kak, aku mandi dulu..makasih juga buat Mienya.”

Aku pun mandi dan ganti baju. Setelah ini aku menyantap Mie Instan yang tadi dibuatkan kakak. Beruntung sekali aku memiliki kakak seperti dia. Dia tau kalau adiknya itu capek dan lapar. Kakak juga berpikir kalau aku yang buat mie itu sendiri pasti akan lama  karena aku harus mandi dan ganti baju dulu. Ketika aku sedang menikmati mie tersebut, kakak bertanya kepadaku.
“Itu di depan motor siapa dek?”
“Oh itu kak? Itu motor temen aku yang kecelakaan itu loh..”
“Lah terus kenapa kamu bawa kesini?”
“gak apa-apa kak, tadi aku dimintain tolong oleh temanku untuk bawa motor ini kerumah. Besok dia kesini ambil motor itu.”
“Oh..kalo gitu cepet masukin kedalam rumah, jangan ditaro disitu, nanti kalo ilang, kita juga yang repot..”
“Iya kak nanti setelah aku makan.”
“ya sudah kakak tidur duluan ya? Sekalian tolong matikan tv kalau ibu ketiduran saat nonton tv.”
“Oke kak siap laksanakan. Met tidur kak”.   
Setelah makan mie dan memasukkan motor kedalam rumah. Aku menghampiri ibu diruang tengah. Ternyata benar saja ibu ketiduran di sofa. Aku matikan saja tv tersebut dan membetulkan posisi tidur ibu supaya tidak sakit pada saat bangun nanti. Kejadian ini memang sering terjadi. Aku pun sudah terbiasa melakukannya. Aku tidak pernah membangunkan ibu atau memindahkannya ke kamarnya, karena jika ku bangunkan atau aku pindahkan, ibu pasti akan bangun dan marah.
Lalu aku mengerjakan tugas sekolah dulu untuk besok. Hoaam… ngantuk banget aku buru-buru menyelesaikan tugas itu dan pergi tidur, tak lupa aku mensetting alarm supaya tidak kesiangan. Walaupun kadang aku dibangunkan oleh kakak sebelum alarmku berbunyi. Tapi ini buat jaga-jaga aja, takutnya kakak juga bangun telat. Abis itu aku ke kamar mandi untuk buang air kecil dan cuci muka. Tapi kenapa ya?  aku jadi gak bisa tidur walau sudah larut malam, aku kepikiran kejadian tadi siang dan jadi susah tidur. Aneh kenapa aku kepikiran terus sama Cewek itu. Kasihan juga dia, harus mengalami kecelakaan seperti itu.
Semoga saja dia lekas sadar. Walaupun sebenernya aku masih kepingin balas dendam sama dia, tapi dengan kejadian ini aku jadi kasian dan mengurungkan niatku untuk balas dendam sama dia lagi. Aku pun teringat sama teman Shella yang tak aku tau namanya itu, dia terlihat khawatir sekali mendengar Shella kecelakaan, dan tatapan matanya sangat lembut sekali. Baru kali ini aku ketemu sama cewek itu, sampai-sampai hatiku berdebar kencang sekali. Sambil membayangkan wajah cewek itu akupun tertidur pulas.
Esok harinya…
Pagi-pagi sebelum berangkat ke sekolah, kulihat hp ada sms yang isinya “Rin lo besok jangan bawa motor Shella ke sekolah ya?. Biar gw aja yang kerumah lo!. Gw sengaja ga bawa mobil supaya bisa bawa motor Shella. Gw tunggu digerbang sepulang sekolah”.
saat pulang sekolah, ku lihat Siska sedang menungguku di dekat gerbang sekolah.
“Maaf ya Sis dah lama nunggu?”
“Ah nggak juga sih Rin, baru juga 1 menit.”
“Tapi aku naik bus loh?..gak apa-apa?”
“Emangnya kenapa? Emang gw takut naek bus umum?..ya Enggak lah..”
“Bukan gitu sis..takutnya kamu gak biasa naik kendaraan umum. Kan kamu seringnya naik mobil mu sendiri.”
“Udah deh tenang aja, mendingan kita cepet pergi dari sini, dari pada nanti keburu sore...”.
Kita berdua pun naik bus. Didalam bus kebetulan masih ada bangku kosong. Jadi kita berdua bisa duduk sebelahan. Diperjalanan aku menanyakan kabar Shella ke Siska.
“Gimana keadaan temen kamu sis?”
“Ya dia sudah sadar, tapi masih belum bisa pulang karena dia masih merasa lemes.”
“Alhamdulillah, syukurlah kalo begitu.”
“Oh iya, gw udah certain semuanya sama dia. And keliatannya dia nyesel pernah ngerjain lo. Terus dia titip salam buat lo and ucapan terima kasih.”
"iya sama-sama. aku juga nyesel pernah jahat sama dia"
"By the way...lo gw panggil Kinoy aja ya? kayaknya lebih enak manggilnya dengan nama itu. Boleh kan?"
"Hmm...Kinoy ya? mmm...boleh lah. kayaknya boleh juga. hehehehe"
Di sepanjang perjalanan kami banyak bercerita satu sama lain. Akupun tidak sungkan untuk menceritakan masalah yang selalu menghantuiku. Aku bercerita mengenai keluarga, tapi tidak sampai menceritakan kisah ibuku yang sakit jiwa. Karena aku takut Siska jadi ill-feel sama aku. Dia pun bercerita banyak tentang keluarganya. Dari situ juga lah aku tau bahwa Siska dan Shella adalah anggota Indies Band.
Rumah ku masih agak jauh. Namun sayang sekali diperjalanan bus kami terjebak macet. Siska pun terlihat kesal dan marah. Kemudian dia menghadapkan kepalanya ke jendela bus. Dan tak lama kemudian ternyata ia tertidur. Lalu kepalanya berbalik kearahku dan kini kepalanya ada dibahuku. Hal itu membuatku jadi deg-degan. Aku tak berani membangunkannya. aku juga gak tau harus ngapain. jadi salah tingkah dan keluar keringat dingin. Ku fikir mungkin dia kurang tidur karena semalaman menemani Shella makanya jadi ketiduran gitu. 20 menit kemudian, jalanan pun kembali lancar dan bus yang kami naiki bisa cepat berjalan kembali. Siska tidur dengan pulasnya ditambah kedua tangannya merangkul tanganku sebelah kiri seperti sedang memeluk guling. Jantungku tambah berdetak cepat.Tak lama kemudian, kami telah sampai ketempat tujuan dan aku pun membangunkan Siska yang tadi tertidur pulas.
“Siska bangun…kita sudah sampe nih..”. kataku sambil menepuk-nepuk pipi Siska.
“Eh Sorry ya Noy, gw ketiduran…?!” kata Siska tersipu malu.
“Ya gak apa-apa..tadi aku gak tega bangunin kamu yang lagi tidur, jadi aku biarin aja.”
Setelah turun dari bus. Kami pun berjalan kearah rumahku yang berjarak sekitar 100 meter dari jalan raya. Setelah sampai rumah, Aku menyuruh Siska untuk menugguku diteras rumah.
“Tunggu disini dulu ya Sis..nanti akan aku ambilin minum dulu.”
“Oh iya gak apa-apa, makasih..lagipula disini enak kok… adem.”
Setelah kuambilkan dia minum. Kami melanjutkan ngobrol.
“Silahkan diminum dulu Sis, kamu pasti haus.”
“Iya makasih banyak Noy…Oh Iya ada yang harus gw omongin.”
“Ngomongin soal apa Sis?”
“Begini Rino…lo dah tau kan gw ini siapa?”
“iya kamu kan salah satu anggota band itu begitu pun Shella.”
“Trus Lo kemaren juga ikut lomba yang kita bikin itu kan..?”
“iya. Aku memang ikut lomba tersebut. Tapi aku sedikit gak yakin bisa menang.”
“Loh kok bisa bilang gitu? Kalo menurut gw sih karya lo bagus banget. En lo tau gak? Kita mutusin kalo karya lo itu pemenangnya.”
“Oh ya? Yang bener itu sis?”
“Ya masa gw boong sih ama lo...nah itulah sebabnya kenapa Shella pernah ke kelas lo n mau nemuin lo buat ngewawancarain lo buat mastiin bahwa karya lo tuh murni buatan lo sendiri bukan jiplakan atau terjemahan dari lirik asing. Dia tuh jago banget kalo urusan ngewawancarain orang. Sebab dia bisa tau kalo orang yang di wawancarain itu boong atau nggak. Tapi setelah tau lo itu orang pernah buat masalah sama dia, jadi dia males ngewawancarain lo nya.”
“oh gitu ..pantes aja kok tiba-tiba dia ada dibangku kelasku. Kira-kira, kalo kayak gitu situasinya, aku masih tetep bisa menang gak ya?”
 “Mungkin aja.. sebab yang gw takutin tuh lo gak bakal menang gara-gara urusan pribadi lo sama dia, tapi setelah gw ceritain bahwa lo yang udah nolongin dia, bawa dia kerumah sakit, dia pun kayaknya sedikit nyesel udah salah nilai lo. Terus dia pengen  ketemu lo”.
“ya, klo dia mau ketemu aku bisa kapan aja kok.”
    Sambil mengobrol, kami berdua menikmati makanan yang tadi telah aku siapkan untuk Siska. Sampai akhirnya waktu sore telah tiba.
“Oh ya, udah sore banget nih Noy, sebaiknya gw pulang. Nanti gw kapan-kapan maen kesini ..”
“Oke makasih banyak sis udah mau datang kerumahku.”
“Iya sama-sama. Gw and temen-temen gw juga banyak berutang budi sama lo..”
Sekitar pukul 6, aku bersiap untuk Sholat magrib dimesjid deket rumah. Selesai sholat dan kembali kerumah, aku mendengar hp berdering. Ternyata bunyi itu berasal dari hp yang dipinjamkan Siska waktu itu. aku tidak mengenal nomer yang menghubungiku itu. tanpa basa-basi aku pun menerima panggilan masuk tersebut.
“Hallo siapa nih?”.
“ini gw Shella yang kemaren lo tolongin.”
“Oh kamu Shel? Gimana keadaanmu sekarang?”
“Ya sudah agak mendingan sih..tapi gw masih perlu istirahat..Lo bisa kesini gak bentar?”
“Bi..bisa.”
“Oke gw tunggu ya Rin”. Kata Shella sebelum menutup telphonenya.

Akupun bergegas pergi naik angkot menuju kerumah sakit. Sebelum naik angkot, aku membeli beberapa butir buah jeruk. 30 menit kemudian aku sampai diruang perawatan Shella. Kebetulan disana sedang tidak ada menemaninya.
“Hai Shel?” Sapaku sambil menaruh buah jeruk yang sengaja aku beli didekat rumah tadi.
“Apa nih Rin? Repot-repot amat?” kata Shella.
“Ah gak apa-apa kok Shel, Cuma beberapa buah jeruk kok, jadi gak repot.”
“Makasih ya lo dah mau kesini n bawain gw jeruk segala. Sekalian gw juga mau minta maaf sama lo soal kejadian-kejadian kemaren. Gw udah banyak dosa sama lo.”
“Iya…gak apa-apa kok, aku juga mau minta maaf. Waktu itu aku yang udah bikin kamu jatuh dikantin.”
“He he he..gw juga udah ngira lo yang udah ngerjain gw juga. Tapi sekarang gw juga udah maafin lo.”
 “Omong-omong kok kamu sendirian? Yang lain pada kemana?”. Terus Ortumu sudah kesini kan?”. Tanya ku kemudian.
“yang lain ada...tapi sekarang mereka lagi keluar beli makan malem”...”terus kalo Ortu gw blom kesini and blom tau gw kecelakaan, soalnya mereka masih diluar negeri.”. jawabnya.
“Oh..begitu toh…tapi Ortumu tuh harus tau loh.”
“Iya nanti gw kasih tau kalo gw udah dirumah. Gw gak mau bikin mereka kuatir and ngacauin bisnis mereka..Btw makasih banyak ya Rin udah nolongin gw kemaren itu n bawa gw kesini. Gw gak tau nasib gw kalo gak ada elo waktu itu. Kecelakaan itu cepet banget kejadiannya sampe-sampe gw gak tau apa yang sebenernya terjadi saat itu. tapi untunglah disitu ada lo yang nolongin gw.”
“ya sama-sama Shel, mungkin kalau bukan kamu juga pasti tetep aku tolong kok”.
Obrolan kami terus berlanjut dan dari situ hubungan kami mulai membaik. Shella menjelaskan bahwa dia akan mewawancari aku nanti setelah dia sembuh. Aku pun tidak akan menolak permintaannya. Obrolan kami berdua berhenti saat teman-teman Shella kembali ke ruangan Shella. Namun aneh nya tidak terlihat Siska disitu. Disitu aku ketemu lagi sama cewek cantik itu. wajahnya bagaikan bidadari. Lembut sekali pembawaannya. Aku pun menanyakan keberadaan Siska kepada temen Shella yang cantik itu.
“Kok Siska gak keliatan? Lagi dimana dia?”. Tanyaku
“Oh Siska tadi sih ada, tapi dia balik duluan katanya ada urusan.” Jawab dia.
Ternyata Siska tidak ada disana karena dia mau kerumah ku. Dia berniat ingin mengajakku makan malam sekalian menjenguk Shella. Tapi dia tidak sms aku dulu, sehingga dia tidak tahu bahwa aku ada disini.
Saat kerumah ku, dia bertemu dengan adikku. Dan adikku bilang bahwa aku baru saja pergi. Kemudian Siska menelephone ku juga akhirnya.
“Rin gw lagi dirumah lo nih...lo lagi dimana?”.
“Aku lagi di rumah sakit menjenguk Shella”. “Kenapa gak sms dulu kalau mau kerumah?”
“Iya nih gw lupa mungkin tadi buru-buru. Trus gw pikir lo juga pasti ada dirumah. Makanya gw gak sms lo dulu”.
“Ya sudah kamu kesini aja lagi”..
“Gak usah deh gw tadi udah dari situ. Gw mau langsung pulang aja.”
“Oke deh maaf ya sis..”.
“ya ga apa apa. See u next time...bye”.
“Bye...”.
Setelah menerima telphone tersebut, Aku pun pamit ke Shella dan semua teman-temannya yang ada disana karena tidak enak disana hanya ada aku cowok sendiri. Selain itu sudah jam 9 malam. Takut nanti gak ada kendaraan umum lagi.
Pukul 10 tepat aku sudah berada lagi dirumahku. Langsung aku tidur karena kepalaku tiba-tiba pusing dan mataku juga sudah gak kuat lagi untuk melek.
-Bersambung-
Read more ...
Rabu, 30 Oktober 2013

Cinta Itu Rumit, Gak Bisa Ditebak "Cinta Pada Pandangan Pertama"

Cinta Itu Rumit, Gak Bisa Ditebak "Cinta Pada Pandangan Pertama" 
by: Deva Ardiansyah.
Cerita Sebelumnya klik disini.

1 Minggu kemudian...
Akhirnya Indies band sebagai juri lomba telah memutuskan bahwa hasil karya dengan judul “dirimulah yang membuatku bertahan” adalah pemenangnya. Kemudian Shella sebagai ketua ingin bertemu dulu dengan penulis lirik lagu tersebut. Ini adalah prosedur sebelum pemenangnya itu menerima hadiah dari Indies Band. Kebetulan Siska yang ada disitu tau, bahwa yang menulis lirik lagu itu adalah Rino Shaleh. So, dia  mencari informasi lebih jelas mengenai siapa penulis lirik lagu tersebut.
“Klo sama Rino Shaleh sih gw kayaknya kenal.”kata Siska
“Kenal dimana lo? Bukannya lo kemaren bilang gak kenal?!”. Tanya Shella.
“Iya sih kalo waktu itu emang gw gak kenal, tapi setelah hari itu gw ketemu sama dia. Dia bantuin gw ngelawan copet, trus kayaknya dia orangnya baik n lumayan Oke menurut gw”. Kata Siska memberitahu Shella.
“Yang bener lo Sis? Orangnya ganteng gak?”. Tanya Lori polos.
“Yah Elo mah Kambing dicelanain juga dibilang ganteng Lor!”. Ledek Verisya.
“Huh…sirik aja lo Sha…gw kan cewek normal, wajar dong kalo nyarinya cowok ganteng”.
“Sudah sudah! kalian jangan berantem aja deh!”. Riska melerai.
”Well, siapapun dia, gw kudu cepet-cepet ketemu dia. Gw juga ngerasa ni anak kayaknya orangnya baek, Gw jadi cepet pengen tau tuh orangnya yang mana”. Kata Shella.
Kemudian Agus sang ketua osis pun memberi tahu tentang informasi mengenai Aku pada Shella.Shella akan menemui Aku untuk mewawancarai , walaupun sebenarnya dia belum tau bahwa penulis lirik lagu tersebut itu adalah cowok yang punya masalah dengan dia.
Saat jam istirahat tiba. Shella mencari Aku dikelas, Akan tetapi pada saat itu kebetulan Aku sedang tidak ada dikelas. Dia menunggu di bangku kelas tempat biasa aku duduk. Aku pun terkejut saat masuk keruangan kelas. Ada cewek berambut panjang duduk di tempat dudukku. Kebetulan aku duduk paling depan sedangkan pintu masuk kelas berada di belakang kelas. Karena penasaran, aku pun langsung menemuinya. Setelah mendekat barulah aku tahu…Ternyata cewek itu lagi…mau ngapain ya disini? Gawat nih aku pasti bakal dikerjain lagi…
“Sedang apa kamu duduk disitu, masih belum puas ya mengerjai aku?” tanyaku.
“Loh ini tempat duduk lo toh?” tanya Shella.
“Iya. Emang kenapa?”
“Oh jadi selama ini lo yang namanya Rino Shaleh?”
“Iya itulah namaku. emanga ada yang salah dengan namaku itu?”
“Yaudah deh gak jadi, kayaknya gw salah nyari orang” Shella keluar kelas dengan cepat.
Aku pun jadi bingung. Ada apa ya cewek itu nyari-nyari aku? Kemudian aku memeriksa semua isi tasku dan melihat sekeliling bangkuku. Takut-takut dia memasang perangkap yang akan mencelakakanku lagi. Tapi setelah kuperiksa semua, ternyata tidak ada hal yang mengganjil. Akan tetapi aku masih merasa aneh. Kok tiba-tiba dia datang kesini dan mencari Aku. Ah Masa bodoh emang aku fikirin. Paling juga dia salah minum obat. Makanya jadi kayak gitu kelakuannya. Aneh!!!!!!!!!!!.

Bel pulang sekolah berbunyi dan semua siswa pun siap-siap pulang. Indies band mengadakan rapat di tempat biasa mereka nongkrong.
“gimana Shel? Lo dah ketemu sama Rino?!” tanya Siska ke Shella.
“Udah. tadi pas jam istirahat” jawabnya.
“Trus lo ngobrol apa aja sama dia?”
“Ngobrol apa nya? Orang baru juga ketemu langsung ngajak ribut tu orang!, terus gw tinggalin aja deh..”
“Loh kenapa?” tanya siska bingung.
”Dia kan orang yang udah bikin masalah sama gw!”.
“Tenang aja Shel gw pasti bantu lo kalo tu anak sampe macem-macem ma elo!”. Kata Lori.
“Apa sih kamu Lor…orang lagi kesel sama orang. Malah kamu komporin lagi”. Seru Riska.
“ emang dia bikin masalah apa sih sama lo? Sampai-sampai lo  kayaknya ga suka banget ma dia” tanya Siska.
“ dia tuh dah berani-beraninya ngerjain gw.”
“ ngerjain lo? Masa sih setau gw dia orangnya baik banget.”
“ ya, terserah lo deh mau percaya atau ga!”
“jangan jadi sewot gitu donk, gw kan cuman tanya! Trus gimana dong? Kita kan udah tentuin pemenangnya n kita udah sepakat pemenangnya tuh dia.”
”Ya abis gimana, gw emang gak suka sama tuh orang.”
“ Ya lo gak bisa gitu dong. Jangan sangkut pauitin masalah pribadi sama ini lah...”. kata siska
“ bener kata siska lagipula lirik yang dia bikin bagus banget.” Kata Riska
“Lo kan bilang sendiri sama kita. Kalau pemenang dari lomba ini harus melalu tes wawancara langsung dari lo!”. Kata Verisya
“Iya juga sih..hmm…..Ya udah deh nanti gw usahain nemuin dia lagi. Tapi gw gak janji bisa cepet wawancarain dia!” jawab Shella.

3 Hari kemudian..
Saat aku pulang sekolah, aku ingin melanjutkan perjalananku ke toko buku yang sempat tertunda karena peristiwa perkelahian melawan copet itu. di tempat kejadian perkelahian waktu itu tiba-tiba terdengar suara yang begitu kencang. Ternyata ada seorang pengendara motor terjatuh. Aku pun langsung lari ke tempat itu. Dan  ada beberapa warga yang menolong pengendara motor tersebut. Alangkah kagetnya aku ternyata setelah ku dekati dan ku buka helmnya.
“lah inikan si cewek itu.”
Ia tidak sadarkan diri, mungkin ini akibat benturan di kepalanya. “Adek kenal sama dia?” tanya salah seorang warga. Lalu aku berkata bahwa aku kenal dengan cewek itu. “ Iya pak dia teman sekolah saya.” “Ya sudah ini adek cepat bawa kerumah sakit terdekat.” Saran seorang warga.”baik pak akan segera saya bawa. Ini Motor dan helm teman saya tolong di titip dirumah bapak ya? Nanti setelah dari Rumah sakit saya ambil lagi.” Aku pun tidak berdiam diri saja, segera ku bawa cewek itu ke rumah sakit terdekat.
Aku menyetop angkot yang kosong lalu cewek itu ditidurkan berbaring di angkot dengan kepala bersandar ke pahaku.Dalam hati ku berkata “Sebenarnya ni cewek cantik tapi sayang kelakuannya tidak secantik wajahnya”. Tidak lama kemudian aku pun sampai di Rumah Sakit. Para medis UGD yang melihatku menggendong Shella langsung membawa kereta dorong untuk mengangkut Shella ke dalam. Aku diminta untuk menunggu sebentar di luar. Aku menitip pesan ke pak satpam yang bertugas di dekat UGD bahwa aku akan pergi dulu untuk mengambil motor cewek itu.
Tidak lama aku sampai ke rumah warga yang aku titipkan motor tadi. Dan aku pun membawa motor tersebut ke rumah sakit. Untung lah motor nya masih bisa jalan jadi bisa aku bawa. Ku fikir mungkin dia hanya terbentur kepalanya jadi ia tidak sadar diri. Ini bisa dilihat dari kondisi motor yang tidak mengalami kerusakan yang serius.
Sampailah aku di rumah sakit. Aku dipersilahkan masuk oleh petugas medis untuk mendaftarkan cewek itu ke tempat pendaftaran pasien. Aku sedikit bingung harus bagaimana karena aku tidak tahu siapa nama cewek itu. Aku meminta izin kepada petugas RS untuk bisa bertemu dulu dengan dia. Akan tetapi, Sewaktu aku masuk ke ruang perawatan, ku lihat dia masih belum sadarkan diri. Aku pun duduk dan memeriksa tas dia untuk mengetahui siapa namanya. Didalam tas tersebut ada buku-buku serta HandPhone dan Dompet dia. Kulihat Kartu pelajarnya. Dari situ aku tahu bahwa namanya itu Shella. Kemudian aku memeriksa HandPhonenya dan ketika aku ingin mencari no rumah atau no orang tuanya. Aku melihat foto orang yang ku kenal di wallpaper HandPhonenya. Aku sangat terkejut ternyata dia adalah temannya Siska. Aku segera menelpone siska menggunakan HP Shella karena kebetulan hp ku Lowbat.
“Hallo Shel lo kemana aja?”. Tanya siska yang menyangka yang menelphonenya adalah Shella.
“Hallo Siska..Ini aku Rino”. Jawabku.
“Loh kok lo pake hp Shella sih?” tanya nya heran.
“Udah kamu jangan banyak tanya. Mendingan kamu cepat kesini aja ya!, temanmu mengalami kecelakaan. Sekarang dia ada di UGD PMI.”
“Hah? Shella kecelakaan? Ok tunggu sebentar ya gw ke sana sekarang.”
Siska menghubungi semua temannya. Aku menunggu Siska datang dikursi depan ruang UGD. Tidak lama kemudian Siska dan Ketiga temannya pun sampai ke RS. Siska menanyakan kepadaku tentang kecelakaan yang terjadi kepada temannya.
“Rin gimana keadaan Shella?” tanya Siska Kepadaku.
“Iya gimana tadi kata bidan?” tanya salah seorang teman Siska dengan lugunya.
“Bidan? Emangnya Shella mau beranak apa? Sekalian aja Mantri!...” Jawab temannya yang lain.
“Hei udah-udah kalian kebiasaan deh gak dimana gak dimana berantem berisik terus...gak nyadar apa disini tuh Rumah sakit?” Lerai Siska.
“Iya deh Sorry...sorry abis ni anak satu Oneng banget!”.
“iya, gimana keadaaan Shella? Dimana dia sekarang ?” tanya seorang cewek yang aku tidak kenal tapi cewek itu sangat-sangat cantik sekali, dan tatapan matanya lembut sekali.
“Keadaannya sih baik-baik aja..cuma, dia belum juga sadarkan diri, dia ada di ruang sebelah sana”. Jawabku sambil menunjuk ruang tempat shella dirawat. Kemudian cewek tadi dan 2 cewek teman Shella berjalan kearah ruang itu untuk melihat keadaan Shella dan hanya Siska yang masih duduk di sebelahku.
“Emang gimana kejadiannya?”.
“Iya aku juga gak tau persis, sebab kejadiannya cepet banget..tapi sepertinya ini kecelakaan tunggal, karena kulihat tidak ada kendaraan lain disana. Mungkin dia terjatuh karena jalanan yang licin dan dia kurang berhati-hati.”
“Oh begitu toh kejadiannya…”
“Oh iya ini tas Shella dan ini kunci motornya. Motor Shella aku parkir di parkiran depan. Dan karena disini sudah ada kalian..aku mohon pamit.”
“Eh lo mau kemana Rino? Baru juga kita ketemu..”. kata Siska.
“Maaf Sis aku harus segera pulang, sudah malam dan ada tugas  sekolah yang harus aku kerjain.”
“Yaudah deh klo begitu Rin. gw sama temen-temen mau ucapin banyak-banyak terima kasih banyak sama lo. Terus ini gw mau minta tolong lo lagi.”
”Apa?”
 “Lo bawa motor Shella ke rumah lo dulu..ntar gw ambil besok.”
“Loh kenapa gak kamu aja yang bawa?”
“Gw kan bawa mobil, sedangkan yang lainnya gak ada yang bisa bawa motor.”
“Oh ya sudah kalo begitu aku bawa dulu motornya.”
“Iya hati-hati ya Rin?! Gw gak mau lo celaka.”
Aku pun pamit kepada teman-temannya Siska. Termasuk ke teman Siska yang cantik itu. Setelah itu aku mengambil motor Shella di parkiran. Sepanjang perjalanan ke rumah menggunakan motor Shella, entah mengapa aku jadi kepikiran terus sama Shella. Aku takut sesuatu terjadi sama dia. Terus tadi aku ngerasa ada yang aneh dengan tatapan mata Siska. Dia melihatku tidak seperti biasanya. Selain itu aku bertemu dengan cewek yang sangat-sangat cantik, siapa ya namanya? aku lupa lagi. kenapa tadi gak kenalan sama temen-temennya siska ya?. Pastikan dya satu sekolah juga sama aku.
Ya Allah, semoga aku bisa bertemu dengan dia lagi. Amin...
-bersambung-  
Read more ...
Senin, 28 Oktober 2013

CARA ISLAM MENGOBATI KEMBUNG DAN SENDAWA

Pembaca Blog tercinta, kali saya ingin berbagi tips dari pengalaman saya yang sering banget bersendawa. Setelah mencari-cari cara menyembuhkannya atau mengurangi sendawa tersebut, dapatlah tips dibawah ini. Selamat mencoba.

CARA ISLAM MENGOBATI KEMBUNG DAN SENDAWA

DALAM dunia medis, bersendawa dikenal dengan istilah aerophagia. Meskipun bukan penyakit, bersendawa bisa membuat anda merasa tidak nyaman dan malu. Untuk itu perlu diketahui penyebab dan bagaimana cara mengatasi gangguan ini, berikut beberapa cara sederhana yang bisa menjadi pilihan Anda.

Cara ini saya dapatkan dari sini ga di sangka Alhamdulillah sendawa yang saya alami selama 3 hari berturut-turut perlahan menghilang berikut caranya.

Berdirilah dan lakukanlah posisi ruku’ sebagaimana kita ruku’ dalam sholat. Saat kita ruku’ kita menahan nafas, semampunya. Bila sudah selesai, coba berdiri sempurna [i'tidal] dan tunggu sebentar untuk memastikan apakah sendawanya hilang apa belum. Biasanya, dalam sekali ruku’ dan menahan nafas sendawa bisa hilang, namun bila belum juga, silakan diulangi gerakan seperti itu lagi.

Pengalaman pribadi, tidak sampai tiga kali melakukan hal ini sendawa insyaAllah hilang. Benar-benar suatu cara yang mudah dan efisien dalam menghilangkan sendawa.

Nah untuk menghindari kebanyakan gas di dalam perut yang mengakibatkan sendawa coba hal di bawah ini :

Makanan dan minum perlahan. Cara ini bisa mengurangi jumlah udara yang tertelan. Selain itu, cobalah hindari minum melalui sedotan.

Hindari minuman berkarbonasi dan bir. Minuman ini melepaskan gas karbodioksida.

Hindari permen karet dan permen keras. Saat mengunyah permen karet atau menghisap permen keras, Anda menghirup udara lebih banyak dibandingkan normal.

Jangan merokok. Saat menghisap rokok, Anda juga menghirup dan menelan udara.

Periksa gigi palsu Anda. Gigi palsu yang tidak terpasang dengan benar akan membuat Anda menelan lebih banyak udara saat makan atau minum.

Obati heartburn.Heartburn (naiknya asam lambung melalui kerongkongan) ringan bisa ditangani dengan antasida yang dijual di apotek. Jika gangguan Anda tidak sembuh juga, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter.
KEMBUNG dan bersendawa merupakan hal yang alami. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh udara yang tertelan atau udara dari makanan yang dipecah dalam proses pencernaan. Akan tetapi, jika masalah gas ini sudah mengganggu aktivitas Anda sehari-hari, berarti masalahnya lebih serius.

Untuk mengurangi atau mencegah gas dan mengurangi rasa sakit akibat gas ini, berikut beberapa langkah yang bisa menjadi panduan Anda:

Kembung
Saat gas tidak dikeluarkan melalu sendawa atau buang angin, gas tersebut akan menumpuk dalam perut dan usus, sehingga memicu kembung. Perut kembung seringkali disertai rasa sakit di perut, baik ringan atau tajam. Buang angin atau buang air bisa membantu meredakan sakit.

Perut kembung bisa terkait dengan:
• Makanan berlemak. Lemak menunda pengosongan perut dan bisa meningkatkan perasaan kenyang atau penuh.
• Stres atau kecemasan.
• Kebiasaan merokok.
• Infeksi, penyumbatan atau penyakit gastrointestinal.
• Irritable bowel syndrome, kondisi yang ditandai dengan sakit dan kram perut serta perubahan fungsi usus.
• Kondisi seperti penyakit celiac atau intoleransi laktosa, kondisi di mana usus tidak bisa mencerna atau menyerap komponen makanan tertentu.

Untuk mengurangi kembung, cobalah mengurangi jumlah asupan makanan yang menghasilkan gas. Banyak karbohidrat yang menyebabkan gas. Berikut beberapa makanan yang menghasilkan gas:
• Kacang panggang
• Brokoli
• Kol
• Minuman berkorabonasi
• Kol bunga
• Permen karet
• Buah seperti apel, peaches dan pir
• Permen keras
• Selada

sumber:
Read more ...
Minggu, 27 Oktober 2013

Bagaimana Cara Menghilangkan Rasa Takut Pada Anak?

Bagaimana Hilangkan Rasa Takut Anak?
RASA takut yang dialami anak adalah hal biasa. Namun, ada baiknya para orangtua membantu mengatasinya agar ketakutan tersebut tak berlanjut menjadi fobia.

Merasa cemas dalam situasi tertentu yang tidak nyaman, tentu tidak pernah menyenangkan. Namun, ketakutan sebenarnya merupakan suatu keadaan alamiah yang membantu individu melindungi dirinya dari suatu bahaya, sekaligus memberi pengalaman baru. Bahkan, pada anak-anak, perasaan seperti ini tidak hanya normal, tetapi juga sangat dibutuhkan.

Merasakan dan mengatasi rasa cemas dapat membantu anak-anak mempersiapkan diri untuk menghadapi pengalaman-pengalaman yang membingungkan dan situasi yang menantang dalam kehidupan. Memiliki ketakutan dan kecemasan terhadap hal-hal tertentu sebenarnya bisa membantu anak menjaga tingkah lakunya. Contohnya, seorang anak dengan ketakutannya terhadap api akan membuatnya menghindari bermain dengan korek api.

"Ditularkan" Orangtua

Ironisnya, ketakutan pada anak justru muncul karena "ditularkan" orangtuanya. Karena takut pada sesuatu atau kondisi tertentu, tanpa sadar orangtua akan melarang anak dengan cara menakut-nakutinya. Misalnya mengatakan, "Awas ada kucing, nanti kamu dicakar!" Atau, "Pokoknya, kalau makannya nggak habis, Mama panggilin dokter biar nyuntik kamu!"

Memang, metode semacam ini amat tokcer untuk "memaksa" anak mau menuruti keinginan orangtua. Alhasil, anak selalu takut jika melihat bahkan mendengar suara sosok siapa pun atau binatang yang baginya telanjur dianggap menyeramkan. Padahal, sosok ataupun binatang yang selama ini dianggap menakutkan anak itu sebetulnya sama sekali tak berbahaya.

Bentuk ekspresi ketakutan itu sendiri bisa macam-macam. Biasanya lewat tangisan, jeritan, bersembunyi, atau tak mau lepas dari orangtuanya. Biasanya, rasa takut ini akan hilang sendiri seiring berjalannya waktu. Saat anak merasa aman dengan dirinya sendiri ataupun lingkungannya, hilanglah rasa takut tadi. Tentu saja diperlukan dukungan orangtua.

Yang jadi masalah adalah jika rasa takut mengendap dan tak teratasi sehingga berpengaruh pada aktivitas sehari-hari anak. Bahkan, bisa mengarah jadi ketakutan yang bersifat patologis. Malah, bisa berlanjut ke fobia alias ketakutan berlebihan karena pernah mengalami kejadian tertentu atau trauma.

Trauma tersebut dapat berupa psikologis atau fisik. Misalnya gara-gara takut tikus; tiap kali melihat hewan itu, dia akan menjerit ketakutan. Fobia juga mulai setelah adanya tekanan yang umum dalam kehidupan. Sekali fobia telah terjangkit, maka dapat menjalar ke panca indra lainnya.

Jika sampai mengarah pada fobia, kehidupan anak dapat terhambat. Bahkan, jika terlalu hebat rasa takutnya, si anak tidak dapat berbuat apa pun. Mengapa? Karena bagi sebagian orang, fobia sulit dipahami. Itu sebabnya, hal ini sering dijadikan bulan-bulanan, ejekan, ledekan teman-teman sekitarnya.

"Jika tidak dilakukan terapi dan perawatan intensif, anak-anak yang menderita ketakutan berlebihan ini akan berisiko besar membawanya hingga dewasa kelak," jelas Lena Reuterskield, terapis fobia dari The Swedish Research Council.

Dua Golongan

Objek ketakutan anak itu dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu ketakutan terhadap suatu benda atau binatang tertentu, misalnya api, kecoa, tikus. Lalu, ketakutan terhadap situasi tertentu. Takut akan tempat terbuka atau takut ketinggian misalnya. Jenis ketakutan terakhir adalah ketakutan terhadap suatu suasana sosial tertentu. Misalnya, takut berada di kelas baru.

Untuk mengatasi rasa takut yang berlebihan pada anak, yang harus dilakukan orangtua adalah membangunkan konsep diri anak yang positif sehingga percaya diri sebagai modal untuk memasuki dunia luarnya. Usahakan anak mengenal namanya dengan segala predikat positif yang disandangnya. Beri kesempatan anak berinteraksi dengan dunia luarnya. Libatkan dalam setiap aktivitas sosial yang memungkinkan keterlibatannya, misalnya menghadiri pertemuan keluarga atau belanja di toko.

Tidak kalah penting adalah membangun komunikasi dengan anak selama proses interaksi berlangsung. Orangtua mengenalkan orang-orang, tempat atau suasana yang terjadi selama kegiatan tersebut berlangsung. Menanyakan dan memahami perasaan yang dialami anak selama kegiatan berlangsung. Selain itu, berikan jaminan bahwa lingkungan tempat dia berada sekarang merupakan tempat yang menyenangkan dan dipenuhi orang-orang yang menyenangkan pula.

Sebaiknya orangtua juga menanamkan sifat keberanian. Mulailah dengan hal-hal yang kecil. Misalnya mulai membiasakan anak ke kamar mandi sendiri. Jika anak sudah menginjak usia 3 atau 4 tahun, ada baiknya orangtua mulai membiasakan si kecil untuk tidur sendiri. Mematikan lampu saat tidur juga bisa mulai dicoba.

Orangtua juga dapat melakukan sikap empati dan mendukung. Sikap empati dapat ditunjukkan orangtua dengan cara memahami dan memandang hal tersebut dari sudut pandang anak. Bantulah anak memahami apa yang sedang dia alami atau rasakan saat itu.

Berikanlah kesempatan kepada anak untuk membicarakan apa yang sedang dia rasakan atau yang sedang dia alami tersebut. Berikanlah penjelasan dan yakinkanlah secara bijak kepadanya bahwa apa yang ditakutkannya tersebut adalah tidak benar.

Berikan Mainan

Pada saat anak merasa takut, mainan adalah salah satu hal yang dapat menghibur anak. Ketika anak sakit misalnya, mainan yang mereka sukai dan memadai pula untuk kondisi mereka dapat digunakan sebagai pendamping mereka sehingga ada hiburan yang mereka rasakan. Selain itu, mainan juga dapat mengalihkan perhatian dari stres yang anak alami.

Jika ketakutan anak terlihat berlebihan seperti penyebab stres, ini mungkin adalah sebuah pertanda akan kebutuhan untuk mencari pertolongan dari luar seperti pada konselor, psikiater, atau psikolog. Para orangtua sebaiknya memperhatikan polanya. Jika insiden ini bisa diselesaikan, jangan membuatnya lebih signifikan lagi dari itu.

Namun, jika polanya terlihat terus-menerus sama, orangtua harus melakukan tindakan. Jika tidak, fobianya akan terus berpengaruh pada anak. Hubungilah dokter atau ahli kesehatan mental yang terbiasa bekerja sama dengan anak-anak dan remaja. (ksi/ozc/tin)

Sumber: Bali Post
Read more ...
Kamis, 24 Oktober 2013

Cinta Itu Rumit, Gak bisa Ditebak "Misi Balas Dendam"

Cinta Itu Rumit, Gak Bisa Ditebak
by : Deva Ardiansyah
Cerita Sebelumnya....

"Misi Balas Dendam"
Besok harinya…
    Pagi hari saat dikelas, aku sudah mempunyai rencana bagaimana membalas dia. Saat jam istirahat dimulai, aku mencari cewek itu dikantin. Mungkin saja dia akan datang lagi kesini. Dan…sepertinya rencanaku akan berjalan lancar. Cewek itu benar saja datang lagi ke kantin. Dia datang sendirian. Saat dia berjalan, tiba-tiba saja…cewek itu terpeleset jatuh. Orang-orang yang melihat sontak mentertawakan dia. Dia terjatuh karena aku sengaja melemparkan Es batu kearahnya dan pas sekali didepan dia, sehingga dia menginjak es tersebut dan jatuh seketika.
    "Rasain tuh cewek bandel. Itulah ganjaran bagi orang kaya kamu". Saat dia terjatuh, aku melarikan diri dengan berjalan santai kearah kelasku seolah-olah aku tidak berbuat salah. Cewek itu langsung bangun dengan rasa malu. Diapun mencari tau siapa yang sudah berani melemparkan es batu itu. Kemudian ada orang yang memberitahu dia bahwa tadi ada cowok yang melemparkan es batu itu, tapi dia tidak kenal siapa orangnya.
“Ini pasti kerjaannya cowok aneh itu..kayaknya dia mau bales dendam sama gw!”
    Saat pulang sekolah, aku menyempatkan untuk sholat lagi dimushola sekolah. Kali ini aku memasukkan sepatuku kedalam tas dengan dibungkus plastik sebelumnya. Ini aku lakukan untuk mengantisipasi kejadian sebelumnya ditempat ini.
    Kali ini aku harus lebih waspada lagi dengan cewek itu. Dia pasti akan mengerjaiku lagi. Dan kalau aku sampe lengah pasti aku akan kena keisengannya itu. Setelah selesai Sholat dan memakai sepatuku lagi, aku langsung pulang.

Keesokan harinya..
    Saat aku sedang membaca buku diperpustakaan, ada seseorang yang datang menghampiriku dari belakang dan menepuk punggungku. Ternyata dia cewek itu lagi. Aku fikir dia pasti akan cari gara-gara lagi denganku. Tapi ternyata fikiranku salah. Dia meminta maaf kepadaku karena telah mengerjai aku saat itu.
“Hei ketemu lagi…” kata dia sambil nepuk punggungku.
“Ngapain kamu disini? Mau ngerjain aku lagi?” tanyaku ketus.
“Jelek amat sih fikiran lo?! Justru gw kesini mau minta maaf sama lo..Maafin gw ya? Gw ngaku salah sama lo…and gw janji gak bakalan ngerjain lo lagi.”
“Beneran kamu nyesel udah ngerjain aku kemarin?”
“Iya Serius..swer..sumpah demi Allah.”
“Oke kalo gitu aku maafin..tapi awas saja kalo kamu ingkar janji.”
“Iya…gw kan udah janji tadi..Oke deh gw cabut dulu..makasih ya lo dah mau maafin gw…Yuk ya...bab bye...”
    Setelah meminta maaf, cewek itu pergi keluar perpustakaan. Tapi rasanya ada yang aneh, kenapa tiba-tiba aja dia minta maaf? Aku masih belum percaya, sepertinya masih ada yang janggal sama dia.
    Waktu istirahat telah usai aku bergegas kembali ke kelasku. Sepanjang perjalanan ke kelas, orang-orang yang melihatku entah mengapa tertawa kegelian. Emangnya ada yang lucu apa sama diriku? Aku tidak memperdulikan orang-orang yang mentertawaiku itu. Sampai tak sengaja aku melintasi sebuah jendela kelas, dari situ aku melihat ada sesuatu yang menempel dibelakang punggungku.
    Ternyata ada kertas yang menempel dipunggungku. segeralah aku melihat kebelakan pungguh. dan ternyata yang menempel itu adalah selembar kertas dengan satu kalimat tulisan. Kertas itu bertuliskan “Aku orang gila..tertawa lah sepuasnya!”. Begitu lah isi tulisannya. Siapa ya yang menempelkan kertas ini?, perasaan tadi aku tidak merasa ada yang menempelkan kertas itu. Sesampainya dikelas, aku baru ingat tadi ada orang yang menepuk aku dari belakang. Orang itu tak lain adalah Cewek itu!. Ternyata benar firasatku tadi. Gak mungkin dia bisa tiba-tiba minta maaf sama aku.
    Kepalaku memanas seakan-akan mau meledak seperti gunung yang mau meletus. Aku jadi dendam sama dia. Kenapa ya ada cewek kayak gitu didunia ini. Aku berfikir untuk membalas perbuatan cewek itu tadi. Namun aku mengurungkan niatku setelah aku mendengar perkataan Bu Iis guru Pendidikan Agamaku yang mengatakan bahwa perbuatan Dendam itu sangat tidak disukai Allah. Dan pelaku atau orang pendendam itu hidupnya tidak akan bahagia.
    Sudahlah tak perlu aku fikirkan cewek itu. Lebih baik aku fokus belajar karena aku sebentar lagi akan menghadapi ujian. Kalau aku memikirkan yang gak penting kayak gini nanti malah merusak konsentrasiku dan menghabiskan aku saja.
    Seperti biasanya aku Sholat dulu sebelum pulang sekolah. Tak lupa aku mengamankan sepatuku lagi. Setelah selesai Sholat barulah aku pulang. setelah sholat tadi, aku mendoakan cewek itu supaya cepet bertobat and berubah. Sayang sekali kalo punya wajah seperti bidadari, tapi berhati iblis.
-bersambung-



Read more ...
Selasa, 22 Oktober 2013

Cinta Itu Rumit, Gak Bisa Ditebak "Dua Pribadi Yang Berbeda"

Judul : Cinta Itu Rumit, Gak Bisa Ditebak
Oleh: Deva Ardiansyah
-Cerita Sebelumnya-
"Dua Pribadi Yang Berbeda"

Di Dalam Kamar
Sambil membaringkan tubuhku di kasur. Aku membayangkan tentang kejadian-kejadian yang terjadi disekolah. Disamping ada kejadian buruk karena harus ketemu cewek cantik tapi menyebelin, tapi ada juga kejadian yang menyenangkan karena bisa ketemu sama cewek jagoan dan baik hati. Saking lelahnya, Aku berbaring dikasur sampai-sampai aku ketiduran.
Setelah bangun aku bergegas mandi dan siap-siap pergi ke counter hp dekat rumah. Aku pergi ke counter hp tersebut dan mendapatkan lagi Hp ku yang belum selesai diperbaiki. “Untunglah masih bisa aku pinjam SIM cardnya. Sesampainya dirumah, aku langsung memasukkan SIMcard ke hp yang dipinjamkan oleh siska tadi. Setelah itu barulah hp tersebut ku aktifkan . Oh iya ini nomer hp nya siska yang dia berikan tadi dimobil..coba ku save dulu deh nomernya. Setelah itu aku mencharge hp tersebut karena kulihat batrainya sudah low.

Malam harinya aku iseng-iseng menelephone siska dan ternyata siska pun merespon.
”Hallo..”
“Met malem siska, ini aku Rino”
“Rino?, Rino mana ya?”
“Rino yang tadi siang ketemu...”
“OH iya...Rino Shaleh ya?, ini no lo?.”
“Iya ini nomer hp aku”
“Ternyata lo tepat janji juga ya?”
“Iya terima kasih atas pujiannya. Lagi ngapain nih sis? Aku ganggu gak?”
 “Ah nggak apa-apa..gw Cuma lagi dengerin lagu aja nih sambil baca buku”
“Oh...baca buku toh..baca buku apa nih? Boleh tau gak?”
“Biasa buku anak muda..Eh gimana luka lo? Masih kerasa sakit?”
“Ah ga apa-apa kok, cuma luka kecil gini, Hmm...oke deh Sis..udah dulu ya?, aku telphone kamu cuma pengen ngasih tau aja ini no hp ku..”
“eh tunggu sebentar!..gw mau tanya dong?..Lo ikut lomba buat lirik lagu Indies Band ya?”
“Iya.. kok kamu tau?”
“Iya gw baru inget, Gw kan baca lirik lagu dimading, trus gw inget salah satu pesertanya tu namanya Rino. Ya gw tadi nanya nya asal tebak aja.
"oh...gitu"
Tapi benerkan lo yang nulis lirik lagu itu?, Karya lo bagus juga ya?”
“Makasih sebelumnya, tapi masa sih lirik kayak gitu bagus?”
“Iya beneran Swerr...Serius..gw gak boong. Lirik lagu lo tuh bagus banget!, Lo dapet inspirasi dari mana tuh? Pasti dari cewek lo ya?”
“bukan..bukan...aku gak punya pacar! ya...pokoknya aku terinspirasi dari orang yang begitu berarti dalam hidupku.”
 "Siapa tuh? Boleh tau gak?, cerita dong sama gw..."
"Eits....Rahasia dong...nanti suatu saat pasti akan aku kasih tau siapa orangnya"
“Oh..gitu ya?, yaudah deh kalo lo gak mau bilang, gw gak bakalan maksa.”
“Eh sis udah dulu ya nanti aku hubungin kamu lagi.”
“Oke ...makasih ya udah telephone gw.”
Ketemu Cewek Itu lagi...
Besok hari nya aku kembali beraktivitas seperti biasa. Setelah sampai di sekolah, aku berdiam sejenak di bangku yang ada dibawah pohon rindang. Ini adalah salah satu kebiasaanku. Pohon rindah ini adalah salah satu tempat favoritku untuk menemani kesendirianku. Namun sungguh sial, disitu aku ketemu lagi sama cewek super jutek sama seorang temennya. Awalnya dia gak mau negur aku, tapi karena dia lihat ada perban ditanganku, dia penasaran juga ingin tahu.
“Hei cowok aneh. Lagi ngapain lo disitu? Nyari ilham ya? Kayak dukun aja loh...” begitulah kata cewek itu memulai.
Aku hanya diam dan tak memperdulikan omongan cewek tadi. Anjing menggonggong kapilah berlalu. Aku sudah terbiasa dengan hinaan atau ledekan orang-orang. Jadi kalau segitu aja sih belum ada apa-apanya menurutku.
"Wei...lo denger gak gw lagi ngomong sama lo!".
Aku tetap tidak bergeming, seolah tidak ada suara orang sedikit pun.
"Wei jawab dong kalo ada orang lagi nanya!"
Mendengar kata itu, aku pun angkat bicara. 
"Kayak ada suara orang, tapi dimana ya? ih takut ah. jangan-jangan suara siluman." aku pergi berlari tanpa melihat kedua orang itu.
"Sialah tuh cowok! bilang gw siluman. sok sok gak lihat gw lagi?, Awas lo ya gw bakal kasih perhitungan sama lo. liat aja nanti"
“Tuh cowok siapa sih Shel?”
“Duh, Lori..ngapain sih lo nanyain dia? Dia tuh cowok aneh yang gak penting sama sekali tau nggak?”.
“tapi lo kok bisa kenal ama dia sih?”
“hah Kenal?, gak mungkin lah gw kenal sama dia! tapi mungkin gw lagi sial aja gak sengaja aja pernah ketemu sama ntu orang.”
“Tapi lo kok bilang cowok aneh sih? Padahal ya kalo gw liat sih tuh cowok manis juga.”
 “cowok kayak gitu, lo dibilang manis?...dasar aneh lo. selera lo gak banget sih?.mungkin lo ma dia cocok..sama-sama aneh!, udah deh jangan ngomongin dia lagi. Ngabisin waktu aja.”
“Ehm... lo hati-hati aja Shel kalo ngomong…biasanya kalo kayak gitu malah jadi Jodoh Loh..”.
“Ya nggak lah..aneh-aneh aja lo..Amit-amit deh kalo gw jodoh ma dia….Udah deh mending kita gak usah ngomongin dia lagi.”

Besok Harinya..
    Seperti biasanya aku beraktifitas rutin ke sekolah. Saat jam istirahat, aku pergi ke kantin sekolah untuk membeli lontong sayur karena tadi pagi belum sempat sarapan. Kalau biasanya sih aku lebih banyak diperpustakaan kalau jam istirahat. tapi karena blom sarapan, perut rasanya keriuk-keriuk. Tapi sial seribu sial!, Disitu aku malah bertemu lagi dengan Dia.
“Eh elo lagi…kenapa sih pagi-pagi gw udah ketemu sama lo lagi?. Bikin sial aja tau ga kalo ketemu sama lo!”
Aku diam saja tidak menggubris kata-katanya. Karena menurutku percuma diladeni juga. Daripada malu juga harus beradu omongan sama cewek. Lebih baik aku diam saja, dan fokus sama makananku.
“Eh kenapa tuh tangan lo diperban?..Makanya jadi orang jangan sok..jadi deh tuh kena batunya!”
Mendengar kata-kata itu aku mulai menanggapinya. Sudah tidak tahan aku dengan kata-katanya.
“Eh sorry ya mbak yang sok kecantikan…dari kemarin, dati tadi saya sudah berusaha sabar..tapi Anda malah makin ngelunjak…Maaf saja saya gak mau berantem sama cewek…lagipula saya tidak ada urusan sama situ.. Jadi gak usah tanya-tanya..mau tangan saya diperban kek di iket kek atau diapain kek. Ya terserah saya dong…”
“Berani juga lo ya ngomong gitu sama gw?!..Emang lo gak tau apa siapa gw?!”
“Emang Anda ni siapa? sekalipun Anda Anak Presiden, saya gak takut.”
    Akupun tidak banyak omong lagi, langsung saja aku meninggalkan dia. Aku malu dilihat banyak orang. Selain itu juga takutnya ada guru yang kebeneran lagi disitu. Aku takut urusannya jadi panjang.
    Setelah bel pulang sekolah berbunyi. Aku menyempatkan untuk sholat zuhur terlebih dahulu di mushola sekolah. Setelah selesai Sholat,  saatku ingin memakai sepatuku lagi, ternyata aku lihat sepatuku hanya ada sebelah saja. Aku cari disekitar mushola tersebut namun tetap saja tidak ketemu. Aku tanya orang-orang yang ada disekitar mushola pun tidak ada yang melihatnya.
    Aduh bagaimana ini? masa aku harus bertelanjang kaki pulang kerumah?. Untung saja dimushola itu ada sandal jepit yang sudah jelek, malah kalau bisa dibilang sudah hampir putus. Aku pinjam sandal itu ke pengurus mesjid dan Alhamdulillah diberi pinjam. Terpakasa Aku harus rela menggunakan sandal itu daripada aku harus bertelanjang kaki pulang kerumah karena untuk beli sandal jepit diwarung, uangku tidak cukup. Hari ini aku memang hanya bawa uang pas-pasan saja.
    Saat aku menunggu bis kota dijalan, tiba-tiba ada motor yang menghampiriku. Kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.
“Hei orang aneh…Lo nyari Ini ya?”. Katanya sambil memperlihatkan sepatuku yang hilang tadi.
“Hei kembalikan!!”
“Lo mau ini?!..nih coba kejar gw!”. Cewek itu pun menancap gas motornya.
“Hei tunggu!!”. Aku pun berlari mengejarnya sampai-sampai sandal jepit tadi putus..
“Woi tunggu..kembaliin gak?!...”. aku masih berusaha mengejarnya.
“Ha ha ha…ayo coba kejar gw..”. Kata cewek itu sambil mengendarai motornya tidak terlalu kencang itu.
    Aku tidak sanggup lagi mengejarnya. Capek sekali. Kakiku juga sakit karena tidak menggunakan alas kaki. Setelah dia melihatku berhenti mengejar, ia pun berhenti. Kemudian dia melemparkan sepatuku ke sebuah tong sampah.
“Huh…payah lo…nih gw kembaliin sepatu lo yang bau ini!!”. katanya sambil melemparkan sepatuku kedalam tong sampah.
    Aku berlari kearah tong sampah itu. Untunglah sepatuku hanya kotor sedikit terkena sampah yang sudah membusuk. Kemudian aku mengambil sepatuku. Sesampainya di rumah nanti harus langsung aku cuci nih sepatu. Kalau tidak, aku bingung besok harus pake sepatu yang mana?. Kemudian aku memakainya walaupun sedikit basah dan bau sampah. Aku terpaksa harus memakainya karena sandal jepit tadi putus. Huh..cewek sialan, jadi dia toh yang ngerjain aku. Lihat aja besok, aku akan membalasmu.
-Bersambung-
Read more ...