Selasa, 18 Juni 2013

Kisah Aini (End)

Lanjutan Cerita....


Sesampainya dirumah aku masih memikirkan kata-kata papa, sampai jam 12 aku tetap ga bisa tidur dan teringat terus sama papa. Hingga akhirnya aku ketiduran, dan bunyi alarm membangunkan aku. Wah, sudah jam setengah 5! Aku buru-buru mandi dan shalat subuh, kemudian berjalan kearah rumah papa. Sesampainya dirumah papa, pintu depan masih terkunci, tandanya papa belum bangun. Lalu aku masuk dengan kunci duplikat yang aku bawa kemarin. 

“ Pa, bangun sudah jam 5 nih!” kataku sambil berjalan kearah kamar papa. Saat aku membuka pintu kamar papa, aku melihat papa masih tertidur kemudian aku membangunkan papa dan menepuk-nepuk tangan papa. “ Pa, bangun udah jam 5 nih! Kan papa harus berangkat dinas jam 6.” Tapi papa ga juga bangun dan aku aneh kenapa tangan papa rasanya dingin. Ada ketakutan yang merayap dipikiranku, kemudian aku melihat bagian perut papa tapi perut papa kok ga bernafas, aku coba menaruh telingaku di dada papa untuk mendengar detak jantungnya, tapi tak terdengar suara detak jantungnya. Ga mungkin! Ga mungkin! Kemarin papa masih baik-baik aja! Tanpa pikir panjang aku berlari keluar rmah menuju rumah kakek.
“ Mama! Mama!” “ Papa, ga bangun juga n ga bernafas” kataku pada mama. “ yang benar?” kata mama kaget. “Ayo kita liat” kata kakek yang sedang duduk disamping mama. Kemudian saat mama dan kakek melihat papa dikamar hanya kata ini yang diucapkan mama sambil menangis. “ iya, papa kamu meninggal!”
Saat mendengar kata itu air mataku menetes dengan deras. Ga mungkin papa ninggalin aku, kemarin papa masih baik-baik aja. Kenapa papa ninggalin aku? Pantesan perasaan aku ga enak n ga mau ninggalin papa kemarin. Ya, Allah apa ini jalan yang terbaik yang engkau berikan untuk papa? Tapi mengapa harus mengambilnya kembali kesisimu? Aku masih butuh dya ya Allah, aku masih butuh papa untuk jalanin hidup aku…
Banyak yang melayat kerumah dan mengucapkan bela sungkawa, teman-temanku pun datang dan salah satunya Kak Riki. “Jangan sedih terus ya? Kamu harus bangkit dari kesedihan kamu, mungkin ini yang terbaik buat papa kamu… Allah punya rencana lain di balik ini semua…” kata kak riki sambil mengusap-usap kepalaku. “ papa kamu juga pasti sedih disana klo kamu nangis terus, papa kamu masih ada di hati kamu, di sisi kamu… kamu doain aja papa kamu biar dia bahagia disana.” Lanjut kak riki. “ makasi kak atas kata-kata kakak tadi” kataku sambil tersenyum.
Benar apa kata Kak riki mungkin ini udah jadi jalan yang terbaik buat keluarga aku, aku harus kuat, papa ga mau aku sedih terus dengan kepergiannya. Aku harus jaga jun itu pesan papa sama aku, aku akan selalu ingat pesan papa itu. Mama juga sepertinya menyesal telah menyakiti papa dengan selingkuh dibelakang papa, mama terus-terusan nangis sampai aku bilang “ ma jangan nangis terus, papa ga mau mama nangis… papa sayang banget sama mama, papa bilang  sehari sebelum papa meninggal… jadi jangan menyesali semua yang udah terjadi, kita harus ngelangkah kedepan ma…” sambil meluk mama.
-the End-
Title: Kisah Aini (End); Written by Unknown; Rating: 5 dari 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar