Lanjutan Cerita....
Akhirnya
ujian sekolah tiba, aku berkonsentrasi mengerjakan ujian tanpa memikirkan
masalah yang menimpaku dirumah. Aku harus bikin papa senang dengan
nilai-nilaiku yang bagus dan masuk ke SMA negeri, aku ga mau bikin papa kecewa. Pada
hari ke-3 ujian, pulang sekolah aku menyempatkan diri kerumah untuk menemui
papa dan membawakan makanan untuknya. Papa senang sekali melihat aku datang, “
Eh, anak papa gimana kabar kamu?” “baik pa, papa sendiri gimana?” “ papa baik
juga, gimana ujian kamu? Bisa ga? Klo ada yang bisa papa bantu, kasih tau ya?” “Alhamdullilah pa sejauh ini
lancar-lancar aja, ya nanti aini
bilang klo perlu bantuan papa” kataku. Setelah ngobrol banyak dengan papa, aku
pamit pulang karena mau belajar lagi untuk ujian besok.
Akhirnya
ujian selesai juga… tinggal menunggu hasilnya, dan aku sudah mendaftar ke SMAN
4 dan SMAN 7 sesuai saran papa.
Akhir-akhir ini aku sering ngobrol banyak sama papa, papa asyik di ajak
bercerita tentang yang aku alami disekolah. Papa juga tau klo aku hoby bikin
puisi n cerpen kata papa coba aja kirimin ke majalah siapa tau diterbitin. Aku
jadi semangat berkat kata-kata papa itu, lumayan buat tambahan uang saku kata
papa. Dan Papa memintaku untuk membangunkannya agar tidak telat untuk dinas ke
Bandung hari Senin depan. Hari itu aku bercanda gembira sekali dengan papa dan
membantu papa menyiapkan barang-barang untuk dinas besok.
Saat aku hendak
pulang, tiba-tiba papa berkata “ aini, kamu harus jadi anak yang baik dan nurut
sama mama kamu ya? Jangan cepat menyerah dalam menghadapi apapun itu dalam
hidup kamu, papa selalu ada di sisi kamu dan mendukung kamu. Kamu kan pintar
menulis dan mengarang cerita jangan kamu lupakan hoby kamu itu ya? Lumayan buat
tambah uang saku kamu.” Kata papa. “ Iya pa, makasi ya nasehatnya! Aini sayang
banget sama papa, besok pagi aini kesini ya bangunin papa jadi aini bawa kunci
duplikat rumah ini ya pa?” kataku. “ iya, hati-hati ya pulangnya” kata papa
mengantarku sampai pagar rumah.
Sesampainya di depan pagar, tiba-tiba papa
memelukku dengan erat dan berkata “ papa sayang sama kamu, mama, dan adikmu
jun. Adikmu itu masih kecil, jadi kamu harus jaga dya baik-baik.” “ aku juga
sayang sama papa, jun juga pasti sayang sama papa, dan aku pasti jagain jun!”
kataku. Kemudian papa melepas pelukannya dan aku pamit pulang. Tapi perasaan aku ga enak
ninggalin papa sendirian. Kenapa kakiku enggan meninggalkan papa? Aneh dengan
tingkahku yang tak melangkah untuk pulang. Papa bertanya “ kenapa? Sudah malam
ayo sana pulang! Kan besok kamu harus bangunin papa” “ ga ada apa-apa pa cuman
masih pengen ngeliat papa!” kataku “ kamu ini ada-ada aja, besok juga masih
bisa ketemu kan?!” kata papa sambil tertawa. “ ya sudah aini pulang dulu ya pa!
sampai besok!” kataku sambil berjalan menuju rumah kakek.
Saat baru separuh
jalan aku menoleh ke belakang dan papa
masih ada di depan pagar rumah
memperhatikan aku, aku senyum sama papa dan papa membalas senyumanku. Kenapa
aku jadi punya perasaan yang ga enak gini ya?
to be continue...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar