Senin, 10 Juni 2013

Kisah Aini (Part 4)



Lanjutan Cerita....
Akhirnya ujian sekolah tiba, aku berkonsentrasi mengerjakan ujian tanpa memikirkan masalah yang menimpaku dirumah. Aku harus bikin papa senang dengan nilai-nilaiku yang bagus dan masuk ke SMA negeri, aku ga mau bikin papa kecewa. Pada hari ke-3 ujian, pulang sekolah aku menyempatkan diri kerumah untuk menemui papa dan membawakan makanan untuknya. Papa senang sekali melihat aku datang, “ Eh, anak papa gimana kabar kamu?” “baik pa, papa sendiri gimana?” “ papa baik juga, gimana ujian kamu? Bisa ga? Klo ada yang bisa papa bantu, kasih tau ya?” “Alhamdullilah pa sejauh ini lancar-lancar aja, ya nanti aini bilang klo perlu bantuan papa” kataku. Setelah ngobrol banyak dengan papa, aku pamit pulang karena mau belajar lagi untuk ujian besok.

Akhirnya ujian selesai juga… tinggal menunggu hasilnya, dan aku sudah mendaftar ke SMAN 4 dan SMAN 7  sesuai saran papa. Akhir-akhir ini aku sering ngobrol banyak sama papa, papa asyik di ajak bercerita tentang yang aku alami disekolah. Papa juga tau klo aku hoby bikin puisi n cerpen kata papa coba aja kirimin ke majalah siapa tau diterbitin. Aku jadi semangat berkat kata-kata papa itu, lumayan buat tambahan uang saku kata papa. Dan Papa memintaku untuk membangunkannya agar tidak telat untuk dinas ke Bandung hari Senin depan. Hari itu aku bercanda gembira sekali dengan papa dan membantu papa menyiapkan barang-barang untuk dinas besok. 
Saat aku hendak pulang, tiba-tiba papa berkata “ aini, kamu harus jadi anak yang baik dan nurut sama mama kamu ya? Jangan cepat menyerah dalam menghadapi apapun itu dalam hidup kamu, papa selalu ada di sisi kamu dan mendukung kamu. Kamu kan pintar menulis dan mengarang cerita jangan kamu lupakan hoby kamu itu ya? Lumayan buat tambah uang saku kamu.” Kata papa. “ Iya pa, makasi ya nasehatnya! Aini sayang banget sama papa, besok pagi aini kesini ya bangunin papa jadi aini bawa kunci duplikat rumah ini ya pa?” kataku. “ iya, hati-hati ya pulangnya” kata papa mengantarku sampai pagar rumah. 
Sesampainya di depan pagar, tiba-tiba papa memelukku dengan erat dan berkata “ papa sayang sama kamu, mama, dan adikmu jun. Adikmu itu masih kecil, jadi kamu harus jaga dya baik-baik.” “ aku juga sayang sama papa, jun juga pasti sayang sama papa, dan aku pasti jagain jun!” kataku. Kemudian papa melepas pelukannya dan aku  pamit pulang. Tapi perasaan aku ga enak ninggalin papa sendirian. Kenapa kakiku enggan meninggalkan papa? Aneh dengan tingkahku yang tak melangkah untuk pulang. Papa bertanya “ kenapa? Sudah malam ayo sana pulang! Kan besok kamu harus bangunin papa” “ ga ada apa-apa pa cuman masih pengen ngeliat papa!” kataku “ kamu ini ada-ada aja, besok juga masih bisa ketemu kan?!” kata papa sambil tertawa. “ ya sudah aini pulang dulu ya pa! sampai besok!” kataku sambil berjalan menuju rumah kakek. 
Saat baru separuh jalan aku menoleh ke belakang  dan papa masih ada  di depan pagar rumah memperhatikan aku, aku senyum sama papa dan papa membalas senyumanku. Kenapa aku jadi punya perasaan yang ga enak gini ya?
to be continue...
Title: Kisah Aini (Part 4); Written by Unknown; Rating: 5 dari 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar